TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri band Pink Floyd, Roger Waters, berbicara di Dewan Keamanan PBB atas undangan Rusia. Musikus asal Inggris itu mengutuk invasi Moskow ke tetangganya walau menyebut itu bukannya tanpa provokasi. Rusia mengadakan pertemuan Dewan Keamanan pada Rabu, 8 Februari 2023, untuk membahas pengiriman senjata ke Ukraina. Moskow meminta Waters untuk memberi pengarahan.
Waters menentang pasokan senjata Barat ke Kyiv dalam surat yang dia terbitkan di situs webnya pada September 2022. Dalam pernyataannya, selain mengutuk Rusia, Waters juga mengecam "para provokator dalam istilah sekuat mungkin." Dia tidak memberikan secara spesifik.
"Satu-satunya tindakan yang masuk akal hari ini adalah menyerukan gencatan senjata segera di Ukraina," kata Waters.
Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2023. Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" yang dirancang untuk mendemiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut.
Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan invasi itu adalah tindakan agresi yang tak dapat dibenarkan, bertujuan untuk merebut wilayah merdeka.
Wakil duta besar AS untuk PBB, Richard Mills, mengakui "kredensial mengesankan Waters sebagai artis rekaman". Akan tetapi mengatakan kualifikasinya untuk berbicara tentang pengendalian senjata atau masalah keamanan Eropa "kurang jelas".
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menyinggung lagu hit Pink Floyd "Another Brick in the Wall.” Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan betapa sedihnya mantan penggemarnya melihat dia menerima peran hanya sebagai batu bata di “dinding-dinding” disinformasi Rusia dan propaganda.
“Dia beruntung berada di New York, di negara bebas, mengungkapkan pikirannya, mengatakan apa pun yang dia suka, termasuk tentang agresi Rusia dan betapa salahnya itu. Jika dia berada di Rusia, dengan apa yang dia katakan, dia mungkin akan melakukannya. telah ditahan sekarang," kata Duta Besar Albania untuk PBB Ferit Hoxha kepada Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang.
Tak lama setelah agresi, Rusia memperkenalkan undang-undang disinformasi tentang perang atau mendiskreditkan tentara Rusia. Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy menolak pernyataan Hoxha. “Rusia menghormati kebebasan berbicara,” kata Polyanski.
REUTERS
Pilihan Berita: Spesifikasi Hwasong-17, Rudal Balistik Monster yang Dipamerkan Kim Jong Un