TEMPO.CO, Jakarta - Mesir telah meningkatkan mediasi antara Israel dan Palestina dalam upaya menurunkan kekerasan di Yerusalem dan Tepi Barat, serta mencegah kekerasan baru di Jalur Gaza menjelang bulan suci Ramadan, kata para pejabat, seperti dilansir Reuters, Kamis, 10 Februari 2023.
Pekan ini, Kairo telah menjamu para pemimpin dari kelompok pejuang Hamas yang menguasai Gaza dan dari kelompok yang lebih kecil, Jihad Islam Palestina (PIJ), menurut pejabat. Pembicaraan dengan Israel diselenggarakan sebelumnya, kata mereka.
Kekerasan di Tepi Barat, yang melonjak tahun lalu ketika Israel memperhebat serangan, menyusul serangkaian serangan jalanan oleh Palestina yang mematikan di kota-kota Israel, makin meningkat sejak pemerintahan sayap kanan Israel dilantik 29 Desember.
Dua pejabat Mesir, yang berbicara anonim, mengatakan Kairo meyakini situasi ini dapat semakin lepas kendali, terutama mengingat kesensitifan Palestina terhadap kendali Israel atas akses ke Yerusalem menjelang Ramadan, yang dimulai akhir Maret.
Mesir ingin Amerika Serikat meminta Israel untuk menahan peningkatan kekerasan, kata sang pejabat. Mesir sendiri sedang meminta PIJ, yang menolak berhubungan langsung dengan Israel, untuk juga menahan diri.
“Lebih dari sebelumnya, orang-orang Mesir mengkhawatirkan kemungkinan konfrontasi bersenjata yang baru pada 2023 karena mereka menyadari betapa sulitnya menahan aksi-aksi dari beberapa menteri dalam pemerintahan ekstremis baru di Israel,” kata seorang pejabat Palestina kepada Reuters.
“Mesir memahami bahwa jika ada yang meledak di Tepi Barat, itu akan menyulut ledakan juga di Gaza,” katanya.
Para pejabat Israel tidak segera memberikan respons untuk berkomentar.
Terakhir, Israel terlibat perang 56 jam di Gaza pada Agustus 2022 melawan PIJ, dan tahun sebelumnya melawan Hamas. Dua kelompok ini bersumpah untuk kehancuran Israel tetapi mematuhi mengamati gencatan senjata yang diperpanjang secara de facto dengannya, yang dimediasi negara tetangga Mesir pada 2021.
Juru bicara PIJ Daoud Shehab menuduh Israel mencoba untuk mengubah “status quo" di Tepi Barat dan Yerusalem, sebuah acuan terhadap rencana pemerintahan baru untuk memperluas permukiman Yahudi dan apa yang dilihat Palestina sebagai perambahan Yahudi di situs yang diperebutkan di kota suci bagi kedua agama itu.
Shehab melanjutkan bahwa kelompoknya telah mengatakan kepada Mesir "tak seorang pun yang dapat menahan diri” jika “provokasi Israel… berlanjut selama Ramadan.”
REUTERS
Pilihan Editor: Gara-gara Salah Ketik, Pria Ini Mau ke Australia Tapi Mendarat di Montana AS