Bagaimana Peran Media
Pengurus AJI Ika Ningtyas, dalam dialog yang sama, menyebut di tengah ketidakpastian berita mengenai perang Rusia Ukraina ini memunculkan kebingungan dan dinamika etik di ruang redaksi media. Terlihat nyata pembelahan pandangan yang menghasilkan simpati tinggi pada agresor.
Di tengah sengkarut informasi, Ika meyakini media di masing-masing ruang redaksinya harus bisa menjadi penjernih, dengan dasar pemeriksaan fakta atau verifikasi. Penguatan literasi untuk publik, dia melihat, menjadi sangat penting.
Senada dengan Ika, Radityo melihat media cukup tunduk pada asas meliput dua pihaknya. Namun demikian, dia secara khusus menyoroti, bahwa pemberitaan perlu memberikan perhatian lebih pada korban dalam hal ini Ukraina.
Selama ini, Radityo menganggap narasi yang berkembang di Indonesia cenderung banyak memuat Rusia. Masyarakat dan media kritis terhadap Amerika Serikat dan invasi ke Irak, Afghanistan dan masalahnya dengan Palestina.
Terminologi soal invasi Rusia ke Ukraina juga menjadi perhatian Radityo. Apa yang terjadi di Ukraina itu merupakan agresi dari Rusia, bukan konflik.
Radityo mengatakan, pemahaman seperti latar belakang sejarah dan keadaan sosial Rusia yang dipimpin Vladimir Putin saat ini juga perlu disampaikan secara jelas dan dengan pendekatan populer.
"Karena sudah ada saluran, bisa juga menghubungi langsung orang, atau pakar Ukraina," kata Radityo mencatatkan minimnya pengamat di Indonesia yang punya sudut pandang di pihak terjajah.
Pilihan Editor: Putin Janji Tak Akan Bunuh Zelensky Meski Rusia Ukraina Perang
DANIEL A. FAJRI