TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Tayyip Erdogan, Rabu, 8 Februari 2023, mengakui beberapa masalah dengan tanggap darurat gempa bumi yang mengguncang selatan tetapi mengatakan operasi normal. Erdogan membuat kunjungan pertama ke kawasan yang luluh lantak sejak Senin, ketika dua gempa besar menghantam dalam beberapa jam. Sementara korban jiwa di Turki dan negara tetangga Suriah, hingga berita ini diturunkan sudah melebihi 11.000.
Berbicara kepada wartawan di provinsi Kahramanmaras dekat pusat gempa, dengan sirene ambulans yang terus-menerus berbunyi sebagai latar belakang, Erdogan mengatakan ada beberapa masalah dengan jalan-jalan dan bandara-bandara, tetapi bahwa segalanya akan lebih baik dari hari ke hari.
“Pada hari pertama kita mengalami beberapa masalah tetapi kemudian hari kedua dan hari ini situasinya sudah terkendali,” katanya. Pemerintah bermaksud membangun perumahan dalam setahun untuk orang-orang yang kehilangan rumah di 10 provinsi terdampak, katanya.
Yang paling menghancurkan selama beberapa dekade, gempa awal menimbulkan malapetaka di rumah sakit, bandara, dan jalan, serta merobohkan lebih dari 6.400 bangunan di Turki. Banyak penduduk sejak itu mengeluh tentang sumber daya yang tidak mencukupi dan respons darurat yang lambat.
“Kita memiliki beberapa masalah di bandara dan jalan-jalan tetapi kita lebih baik hari ini. Kita akan lebih baik besok dan seterusnya. Kita masih memiliki masalah dengan bahan bakar tetapi kita akan mengatasinya juga,” kata Erdogan setelah mengunjungi tenda-tenda yang dibangun oleh Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD).
Ia juga mengatakan warga seharusnya hanya memperhatikan komunikasi dari otoritas dan mengabaikan "para provokator.” Otoritas Turki mengatakan sekitar 13,5 juta orang terdampak di wilayah yang terbentang sekitar 450 km dari Adana di barat ke Diyarbakir di timur.
Bencana memberikan tantangan baru baginya dalam pemilihan umum yang akan ia hadapi pada Mei yang telah diperkirakan menjadi yang tersulit dalam dua dekade masa kekuasaannya. Setiap persepsi bahwa pemerintah gagal mengatasi bencana dengan semestinya dapat merusak prospek Erdogan dalam pemilu, tetapi para analis mengatakan bahwa sebaliknya, ia dapat meraih dukungan nasional di seputar tanggap krisis dan memperkuat posisinya.
REUTERS
Pilihan Editor: Setidaknya 15 Tewas dalam Longsor Peru