TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu meyakini pasokan senjata Barat ke Ukraina secara efektif menyeret NATO ke dalam konflik. Moskow memperingatkan hal ini dapat menyebabkan eskalasi tak terduga.
"AS dan sekutunya berusaha memperpanjang konflik sebanyak mungkin," kata Shoigu dalam panggilan konferensi dengan para pejabat militer, Selasa, 7 Februari 2023.
“Untuk melakukan ini, mereka telah mulai memasok senjata ofensif berat, secara terbuka mendesak Ukraina untuk merebut wilayah kami. Faktanya, langkah seperti itu menyeret negara-negara NATO ke dalam konflik dan dapat menyebabkan tingkat eskalasi yang tidak dapat diprediksi,” ujarnya memaparkan.
Kiasannya untuk "wilayah kami" itu tampaknya merujuk pada empat wilayah di timur dan selatan Ukraina - Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson - yang diklaim Rusia. Daerah itu dianeksasi menyusul referendum September lalu yang dikutuk oleh Kyiv dan sekutu Baratnya.
Sebagian besar wilayah yang diklaim Rusia tetap berada di tangan Ukraina.
Moskow telah berulang kali menuduh Barat dan NATO memainkan peran langsung dalam konflik Ukraina dengan memasok senjata ke Kyiv. Moskow memperingatkan bahwa senjata NATO adalah "target yang sah" untuk angkatan bersenjatanya.
Amerika Serikat telah mengirimkan bantuan militer senilai lebih dari US$20 miliar ke Ukraina sejak invasi Rusia Februari lalu. Washington bersiap untuk memberi Kyiv roket jarak jauh sebagai bagian dari paket senjata baru senilai US$2 miliar yang diumumkan minggu lalu.
Ukraina sangat membutuhkan senjata serta perlengkapan militer lainnya termasuk tank untuk mencegah serangan Rusia dan meningkatkan daya tembaknya untuk serangan musim semi terhadap pasukan Moskow. Pejabat Ukraina mengatakan Moskow mengumpulkan senjata dan cadangan untuk serangan baru dalam beberapa minggu mendatang.
Shoigu, dalam kesempatan yang sama pada Selasa mengatakan operasi militer di dekat Vuhledar dan kota Bakhmut di Ukraina timur - tempat Rusia mengintensifkan serangannya - "berjalan dengan baik".
Pertempuran telah terfokus selama berbulan-bulan di sekitar kota Bakhmut yang dikuasai Ukraina di provinsi Donetsk timur. Wilayah itu coba dikepung oleh Rusia.
Moskow juga melancarkan serangan lebih jauh ke selatan terhadap Vuhledar, benteng yang dikuasai Ukraina di persimpangan strategis antara garis depan timur dan selatan.
REUTERS
Pilihan Editor: 5 WNI Masih Hilang akibat Gempa Mematikan Turki-Suriah