"ANAK-ANAK KEDINGINAN"
Sebuah pesawat Iran membawa bantuan untuk para korban bencana gempa bumi di bandara Damaskus, Suriah, 7 Februari 2023. SANA/Handout via REUTERS
Lusinan negara termasuk Amerika Serikat, China, dan Negara-negara Teluk telah berjanji untuk membantu, dan tim pencari serta pasokan bantuan mulai berdatangan melalui udara.
Namun orang-orang di beberapa daerah yang paling terpukul mengatakan mereka merasa harus berjuang sendiri.
"Saya tidak bisa mendapatkan saudara saya kembali dari reruntuhan. Saya tidak bisa mendapatkan kembali keponakan saya. Lihat di sekitar sini. Tidak ada pejabat negara di sini, demi Tuhan," kata Ali Sagiroglu di Kota Kahramanmaras, Turki.
"Selama dua hari kami tidak melihat keadaan di sekitar sini. Anak-anak kedinginan karena hawa sangat dingin," tambahnya.
Badai musim dingin menambah kesengsaraan dengan membuat banyak jalan - beberapa di antaranya rusak akibat gempa - hampir tidak dapat dilalui, mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang membentang berkilo-kilometer di beberapa daerah.
Dinginnya hujan dan salju merupakan risiko baik bagi orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka - yang berlindung di masjid, sekolah atau bahkan halte bus - dan korban selamat yang terkubur di bawah puing-puing.
"Sekarang semua berpacu dengan waktu," kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus. "Kami telah mengaktifkan jaringan tim medis darurat WHO untuk memberikan perawatan kesehatan penting bagi yang terluka dan paling rentan," tambahnya.
Pilihan Editor: Erdogan Tetapkan Status Darurat di 10 Provinsi Terdampak Gempa Turki Selama 3 Bulan
CHANNEL NEWSASIA