TEMPO.CO, Jakarta - Zoom Video Communications Inc pada Selasa, 7 Februari 2023, mengkonfirmasi akan melakukan PHK pada 1.300 pegawainya menyusul melambatnya permintaan pada layanan video konferensi tersebut setelah pandemi Covid-19 perlahan memudar.
Saham Zoom pada tahun lalu turun sampai 63 persen di tengah bertumbangannya saham-saham bidang teknologi. Sedangkan pada Selasa, 7 Februari 2023, saham Zoom ditutup pada 9,9 persen menyusul beredarnya kabar PHK, yang untungnya tidak berdampak pada penurunan secara signifikan di tengah perdagangan yang diperpanjang.
Seorang murid mengikuti pelajaran bersama murid-murid lainnya secara daring memanfaatkan Aplikasi Zoom di sebuah rumah di El Masnou, Barcelona sebelah utara, Spanyol, 2 April 2020. Seperti di banyak lokasi di banyak negara lainnya, pembelajaran seperti itu dipilih selama wabah virus corona COVID-19. (ANTARA/ REUTERS/ Albert Gea/TM)
CEO Zoom Eric Yuan mengatakan dia akan memangkas gajinya sampai 98 persen dan tidak akan mengambil uang bonusnya pada tahun fiskal mendatang. PHK yang akan dilakukan Zoom itu sama dengan memangkas sekitar 15 persen total jumlah karyawan Zoom.
“Kami bekerja tanpa kenal lelah, namun kami juga membuat kesalahan. Kami tidak menggunakan cukup banyak waktu seperti yang seharusnya kami lakukan untuk menganalisis tim kami atau melakukan penilaian saat kami tumbuh secara berkesinambungan menuju prioritas-prioritas kami,” kata Yuan.
Terkait PHK ini, dokumen yang diajukan pada Selasa, 7 Februari 2023, ke regulator Zoom akan mengeluarkan dana sekitar USD 50 juta hingga 68 juta (Rp 1 triliun). Zoom mengatakan sebagian besar dana akan dihabiskan pada kuartal pertama tahun fiskal 2024.
Pertumbuhan revenue Zoom saat ini telah melambat. Saat masa lockdown, Zoom sangat populer yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan video konferensi. Sejumlah analis memprediksi revenue Zoom naik 6,7 persen pada tahun fiskal 2022 setelah pendapatannya melonjak sampai empat kali lipat dan laba naik hingga sembilan kali lipat pada 2021. Pada 2022, profit Zoom diperkirakan turun 38 persen.
Selama pandemi Covid-19, Zoom banyak merekrut pegawai untuk memenuhi naiknya permintaan. Namun sekarang, Zoom sama seperti perusahaan – perusahaan asal Amerika Serikat lainnya yang harus mengekang biaya untuk sebuah kemungkinan terjadinya resesi.
Sumber: Reuters
Pilihan Editor : 116 Mahasiswa IPB Jadi Korban Pinjol, Pelaku Hanya Komunikasi Lewat Zoom
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.