TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 500 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka akibat gempa besar berkekuatan M 7,8 di Turki tengah dan Suriah barat laut. Korban terhimpit reruntuhan bangunan dan sampai berita ini diturunkan, tim penolong masih mencari korban.
Gempa pada Senin dini hari, 6 Februari 2023, terjadi di awal musim dingin.
Baca juga Gempa Besar di Turki dan Suriah, Korban Jiwa Mencapai 200 Orang
"Kami terguncang seperti dalam buaian. Kami sembilan orang di rumah. Dua anak laki-laki saya masih tertimbun puing-puing, saya menunggu mereka," kata seorang wanita dengan lengan patah dan luka di wajahnya, berbicara dalam bahasa Inggris. Mereka tinggal di apartemen tujuh lantai di Diyarbakir, bagian tenggara Turki.
"Saya tidak pernah merasakan hal seperti ini dalam 40 tahun hidup saya," kata Erdem, warga kota Gaziantep, Turki, dekat pusat gempa, yang menolak menyebutkan nama belakangnya. "Kami terguncang setidaknya tiga kali dengan sangat kuat."
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan 284 orang tewas dan 2.323 luka-luka, dan menyatakan Turki membunyikan "alarm level 4" yang menyerukan bantuan internasional.
Di Suriah, yang telah hancur akibat perang saudara selama lebih dari 11 tahun, seorang pejabat kesehatan pemerintah mengatakan lebih dari 237 orang tewas dan sekitar 600 orang terluka, sebagian besar di provinsi Hama, Aleppo dan Latakia, tempat banyak bangunan runtuh.
Di barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah, layanan penyelamatan mengatakan puluhan orang tewas.
Penyiar RTR Turki menunjukkan petugas penyelamat di provinsi Osmaniye menggunakan selimut untuk membawa seorang pria terluka keluar dari gedung empat lantai yang runtuh dan memasukkannya ke dalam ambulans. Dia adalah orang kelima yang diselamatkan dari puing-puing, katanya.
Cuplikan di penyiar CNNTurk menunjukkan Kastil Gaziantep yang bersejarah rusak parah.
Di kota Aleppo, Suriah, direktur kesehatan Ziad Hage Taha mengatakan kepada Reuters bahwa orang-orang yang terluka "tiba dalam gelombang".
Televisi pemerintah Suriah menayangkan cuplikan tim penyelamat yang mencari korban selamat dalam hujan lebat dan hujan es.
Petugas penyelamat di daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah melaporkan kerusakan parah.
Di kota perbatasan Azaz - daerah yang dikuasai oleh pasukan oposisi - seorang petugas penyelamat membawa seorang balita dari sebuah bangunan rusak. Kelompok lain membawa mayat yang terbungkus kain putih saat derek menarik lempengan beton, kata seorang saksi mata Reuters.
"Puluhan bangunan runtuh di kota Salqin," kata seorang anggota organisasi penyelamat Helm Putih dalam klip video di Twitter, merujuk ke kota lain sekitar 5 km (3 mil) dari perbatasan Turki.
Presiden Bashar al-Assad mengadakan rapat kabinet darurat untuk meninjau kerusakan dan membahas langkah selanjutnya, kata kantornya.
Tawaran Bantuan AS
Amerika Serikat "sangat prihatin" terjadinya gempa di Turki dan Suriah dan sedang memantau peristiwa dengan cermat, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan di Twitter.
"Saya telah menghubungi pejabat Turki untuk menyampaikan bahwa kami siap memberikan bantuan apa pun dan semua yang dibutuhkan," katanya.
Survei Geologi AS mengatakan gempa berkekuatan 7,8 berpusat pada kedalaman 17,9 km. Ada serangkaian gempa bumi susulan, salah satunya berkekuatan 6,7. Wilayah ini melintasi garis patahan seismik.
Itu adalah gempa paling parah di Turki sejak 1999, ketika salah satu gempa berkekuatan serupa menghancurkan Izmit dan wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul, menewaskan lebih dari 17.000 orang.
Getaran pada Senin berlangsung sekitar satu menit dan memecahkan jendela, menurut seorang saksi Reuters di Diyarbakir, 350 km (218 mil) ke arah timur, di mana seorang pejabat keamanan mengatakan sedikitnya 17 bangunan runtuh.
Pihak berwenang mengatakan 16 bangunan runtuh di Sanliurfa dan 34 di Osmaniye.
"Tugas utama kami adalah melakukan pekerjaan pencarian dan penyelamatan dan untuk melakukan itu semua tim kami dalam keadaan siaga," kata Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu kepada wartawan.
Getaran juga dirasakan di ibu kota Turki, Ankara, 460 km (286 mil) barat laut pusat gempa, dan di Siprus, namun tidak menimbulkan kerusakan.
REUTERS