Ditanya sebelumnya dalam sebuah jumpa pers tentang laporan media mengenai kemungkinan dirinya hengkang dari kementerian itu, Reznikov mengatakan kepada wartawan bahwa keputusan apa pun terserah pada Zelensky.
Sebagai Menteri pertahanan di masa perang, Reznikov, 56, membangun hubungan dengan para pejabat pertahanan Barat dan membantu mengawasi penerimaan dana miliaran dolar untuk membantu Kiev menangkis invasi Rusia.
Reznikov memilih integrasi “de facto” Ukraina ke dalam aliansi militer NATO sebagai prioritas utama, bahkan sekalipun bergabung dengan blok itu tidak segera dimungkinkan secara de jure.
Selama masa jabatannya sebagai menteri pertahanan, ia berbicara keras tentang korupsi di masa perang, yang ia katakan mirip “perampokan”. Tetapi, di minggu-minggu terakhir kementerian pertahanannya sendiri terlibat dalam skandal korupsi atas kontrak makanan tentara yang dianggap membayar dengan harga tinggi. Ini menyebabkan kemarahan rakyat.
Salah satu wakil menterinya telah dipecat, dan dua pejabat senior lain telah meninggalkan posisi mereka. Skandal tersebut mendorong Zelensky untuk memulai perombakan besar-besaran yang menyebabkan keluarnya sejumlah gubernur regional, wakil-wakil menteri dan pejabat-pejabat lain.
Reznikov menggelar sebuah konferensi pers, Minggu sore. Dalam acara itu, ia mengatakan Ukraina memperkirakan sebuah serangan besar-besaran Rusia bulan ini, tetapi bahwa Kiev telah memiliki sumber daya untuk menahan mereka di teluk. Ia juga mengatakan departemen anti-korupsi kementeriannya perlu dirombak dan bahwa mereka tidak mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan.
REUTERS
Baca Juga: Zelensky Cabut Kewarganegaraan Sejumlah Politikus Pro-Rusia