Hingga sekitar 20 jam setelah gempa hebat berkekuatan 6,3 skala ritcher ini mengguncang Italia, diperkirakan telah lebih dari 150 orang meninggal dan 1.500 orang terluka, serta menyebabkan ribuan rumah rusak.
Gempa yang berpusat sekitar 70 mil di timur laut kota Roma itu diikuti belasan kali gempa susulan.
Tim penyelamat juga melibatkan anjing pelacak dalam pencarian korban di reruntuhan gedung.
Sekitar 10 hingga 15 ribu bangunan rusak dan sekitar 100 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Jumlah itu belum termasuk korban yang berada di kota-kota lain di sekitar L'Aquila, kata walikota Massimo Cialente.
Perdana Menteri Silvio Berlusconi mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi, lebih dari 150 orang tewas dan lebih dari 1.500 orang terluka. Dia telah menyatakan keadaan darurat, dan menyediakan dana penanggulangan bencana serta membatalkan perjalanannya ke Rusia.
Paus Benedict XVI berdoa untuk para korban, khususnya untuk anak-anak, dan mengirimkan pesan belasungkawa kepada Archbishop di L'Aquila di Vatikan. Ucapan belasungkawa juga datang dari seluruh dunia, termasuk dari Presiden Barack Obama.
Pasien di rumah sakit diungsikan karena dikhawatirkan akan terkena reruntuhan dan hanya ada dua kamar operasi yang digunakan. Pasien kebanyakan menunggu di koridor atau halaman rumah sakit dan para pasien ini dirawat di tempat terbuka.
Hotel bintang empat dengan 133 kamar di Hotel Duca yang juga sebuah hotel bersejarah di pusat kota telah rusak berat tapi masih berdiri. Meski bukan daerah tujuan wisata utama seperti Roma, Venesia atau Florence, L'Aquila menawarkan tempat-tempat bersejarah dan makan suci.
Gempa terakhir yang terjadi di Italia berkekuatan 5,4 skala ritcher yang berpusat di selatan, daerah Molise pada 31 Oktober 2002 lalu yang menewaskan 28 orang, termasuk 27 anak-anak yang meninggal ketika mereka sekolah roboh.
AP/YAHOONEWS/HAYATI MAULANA NUR