TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memprediksi tentara Ukraina akan didorong mundur lebih jauh dari territorial Rusia untuk memenuhi keinginan negara-negara Barat yang berjanji akan memberikan Kyiv senjata-senjata jarak jauh. Lavrov menilai para ‘sponsor’ asing ke Ukraina malah semakin terjebak dalam konflik lewat setiap langkah (yang mereka ambil), sedangkan Rusia bertindak dengan cepat.
“Sekarang tujuan kami adalah mendorong artileri Angkatan Bersenjata Ukraina kembali menjauh, di mana mereka tidak bisa menjadi ancaman pada teritorial kami. Semakin jauh jangkauan senjata yang disupai ke Ukraina, maka semakin jauh pasukan ditempatkan,” kata Lavrov, Kamis, 2 Februari 2023.
Baca juga:Menlu Rusia Sergei Lavrov: Proposal Perdamaian Zelensky Absurd
Prajurit Ukraina menghadiri latihan bersama angkatan bersenjata, penjaga nasional, penjaga perbatasan, dan Dinas Keamanan Ukraina (SBU) di perbatasan dengan Belarusia, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina dekat Chornobyl, Ukraina 20 Januari 2023. REUTERS/Gleb Garanich
Paket bantuan militer berikutnya Pentagon ke Ukraina dilaporkan akan berupa Ground Launched Small Diameter Bombs (GLSDBs), amunisi-amunisi untuk artileri roket dan amunisi yang punya jarak tembak sampai 150 kilometer.
Kyev sudah lama melobi negara-negara pendonor agar memberikan bantuan senjata dengan kapabilitas lebih besar. Contohnya rudal balistik MGM-140 ATACMS, yang bisa menembak target hingga jarak 300 kilometer jauhnya.
Lavrov menilai pendekatan seperti itu akan mengincar pada territorial yang dianggap masih milik Ukraina seperti Krimea, Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, Kherson dan Zaporozhye.
Krimea dan Kota Sevastopol bergabung ke Rusia pada 2014, sedangkan empat provinsi lainnya sudah lebih dulu bergabung dengan Rusia pada tahun lalu. Kyev mengabaikan referendum yang dilakukan warga yang teritorialnya sekarang berpindah ke Rusia dengan menyebutnya sebagai sebuah langkah palsu.
Amerika Serikat dilaporkan memberikan bantuan militer ke Ukraina dengan syarat tidak akan menggunakannya untuk menyerang Rusia. Akan tetapi, sejumlah pejabat di Amerika mengatakan larangan seperti itu tidak berlaku bagi wilayah Krimea dan territorial lainnya yang baru bergabung dengan Rusia.
Sumber: RT.com
Baca juga: NATO Desak Korea Selatan Tingkatkan Dukungan Militer untuk Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.