Menanggapi pertanyaan tentang waktu yang diperlukan ISD untuk mengambil tindakan terhadap Irfan, Shanmugam berkata: "Sebelum Anda menahan seseorang, Anda membuat penilaian yang cermat terhadap ancaman keamanan yang ditimbulkan orang tersebut. Juga tingkat intervensi yang diperlukan. Ketika dia dinilai menimbulkan ancaman keamanan yang akan segera terjadi, dia harus ditahan."
ISD mengatakan anggota keluarga Irfan tidak mengetahui rencana penyerangan atau niatnya untuk melakukan kekerasan di luar negeri. "Seorang penasihat agama dari Kelompok Rehabilitasi Keagamaan (RRG) akan menasihati Irfan, mendidiknya tentang Islam," kata Shanmugam, menambahkan bahwa ISD juga telah membuat pengaturan dengan sekolah remaja itu agar dia melanjutkan pendidikannya dan mengikuti ujiannya di dalam tahanan.
"Dia memiliki sukarelawan RRG yang akan bertindak sebagai mentor, untuk memotivasi dia dalam rehabilitasi dan membimbingnya untuk mengembangkan keterampilan prososial."
ISD juga mengumumkan pada hari Rabu bahwa Imran Mahmood dari Singapura telah dibebaskan dari penahanan dan ditempatkan pada perintah pembatasan pada bulan Januari. Dia ditahan di bawah ISA pada 2019 karena menyembunyikan niat melakukan perjalanan ke Suriah untuk berperang bersama ISIS.
Baca Juga: Mantan Komandan Grup Wagner: Saya Menyesal Berperang di Ukraina