TEMPO.CO, Jakarta - Hujan terus mengguyur Auckland, Selandia Baru, yang dilanda banjir pada Rabu, 1 Februari 2023. Jalan dan jalur kereta api ditutup, rumah-rumah terendam lagi, hingga pohon-pohon tumbang di kota terbesar di Selandia Baru itu.
Baca: Warga Kota Auckland Diminta Bersiap Hadapi Banjir Lagi
Peramal cuaca Metservice telah memprediksi hujan lebat untuk kota dan daerah sekitarnya pada Rabu pagi, 1 Februari 2023. Perkiraan itu menimbulkan kekhawatiran akan banjir yang signifikan.
Manajer regional Kebakaran dan Darurat Selandia Baru Ron Devlin mengakui, permintaan bantuan meningkat pada Rabu pagi. Akan tetapi hujan tidak sehebat yang dikhawatirkan.
"Kami mengalami malam yang tenang - angin sangat kencang. Cuaca tidak mencapai titik yang diprediksi, itu hal yang luar biasa," kata Devlin dikutip dari Reuters.
Namun demikian, beberapa jalan di seluruh kota, termasuk bagian dari sistem jalan tol kota, tetap tergenang air. Sejumlah jaringan kereta api tidak beroperasi, rumah-rumah kembali tergenang air dan tanah longsor yang signifikan menimbulkan risiko bagi rumah-rumah.
Empat orang tewas telah dalam banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Auckland sejak Jumat lalu, di tengah hujan lebat. Keadaan darurat diberlakukan di Auckland dan Northland, wilayah paling utara negara itu.
Sekolah di daerah tersebut tetap ditutup hingga 7 Februari 2023. Pusat penitipan anak usia dini sekarang diizinkan untuk dibuka.
Metservice mengumumkan bahwa hujan terberat kini telah melewati Northland dan Auckland, meskipun Auckland tetap berisiko mengalami satu atau dua hujan lebat pada Rabu pagi.
Peringatan hujan lebat tetap berlaku untuk wilayah Coromandel dan Bay of Plenty di tenggara Auckland. Rachel Kelleher, Deputi Pengendali Manajemen Darurat Auckland, mengatakan masih ada risiko pohon tumbang karena tanah basah.