Brutal
Serikat-serikat itu mengatakan ada cara lain untuk menaikkan pendapatan, seperti memajaki orang-orang yang super kaya atau meminta para majikan atau pensiunan kaya untuk berkontribusi lebih banyak.
“Reformasi ini tidak adil dan brutal” kata Luc Farre, sekjen untuk pegawai negeri serikat UNSA. "Menggeser (usia pensiun) ke usia 64 adalah kemunduran secara sosial."
Serikat-serikat itu berharap mengulangi hasil besar yang terlihat pada protes nasional pertama, 19 Januari, ketika lebih dari satu juta orang turun ke jalan di seluruh Prancis.
Pemerintah telah membuat beberapa kelonggaran dalam rancangan undang-undang tersebut, seperti menetapkan usia pensiun baru pada 64 tahun, bukan janji kampanye Macron pada 65 tahun, dan menyetujui pensiun minimum 1.200 euro (sekitar Rp 19,5 juta) per bulan untuk semua.
Perdana Menteri Elisabeth Borne mengatakan ambang usia 64 "tidak dapat dinegosiasi", tetapi pemerintah sedang mengeksplorasi cara untuk mengimbangi beberapa dampak, terutama pada perempuan.
REUTERS
Baca Juga: Misi Scholz Cari Dukungan untuk Ukraina ke Amerika Selatan Gagal