TEMPO.CO, Jakarta - Cina mengklaim situasi Covid-19 di negara itu sudah melandai. Beijing menyebut selama liburan satu minggu, pasien demam yang datang ke klinik akibat virus corona selama Imlek turun sekitar 40 persen dari sebelumnya.
“Situasi epidemi secara keseluruhan di negara ini telah memasuki tingkat rendah, dan situasi epidemi di berbagai tempat terus mengalami tren penurunan yang stabil,” kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Cina Mi Feng dalam jumpa pers di Beijing pada Senin, 30 Januari 2023.
Baca juga: Jenderal AS Sebut Amerika Perang dengan Cina 2025, Apa Sebabnya?
Sejumlah pengunjung menggunakan masker saat memesan makanan di food court sebuah mall setelah meredanya pandemi virus corona atau COVID-19 di Beijing, Cina, 15 Mei 2020. Usai pendemi mereda di Cina, para warga mendatangi sejumlah tempat yang selama ini ditutup karena pandemi. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Perjalanan domestik, serta masuk dan keluar Cina selama periode liburan meningkat tajam. Jutaan orang naik pesawat, kereta api, bus, dan jalan raya setelah Beijing tiba-tiba menghapus kebijakan nol-Covid yang berlaku selama hampir tiga tahun pada awal Desember 2022.
Sumber di Kementerian Transportasi Cina mengatakan kepada wartawan, selama periode sibuk perjalanan tahunan pelancong mencapai 892 juta antara 7 Januari dan 29 Januari 2023. Jumlah itu naik 56 persen dari 2022. Akan tetapi itu turun 46,9 persen dari periode yang sama pada 2019.
Dihapusnya pembatasan Covid-19 di Cina diikuti oleh gelombang infeksi di hampir seluruh wilayah negara itu. Seorang ilmuwan pemerintah terkemuka mengatakan pada 21 Januari 2023, sekitar 80 persen warga di Cina telah terinfeksi virus corona. Kasus yang diperkirakan mengalami peningkatan besar dalam beberapa bulan mendatang menjadi kecil.
Beberapa ahli telah memperingatkan liburan Imlek akan memicu gelombang infeksi di daerah pedesaan yang kurang siap menghadapinya. Tahun Baru Imlek sebelum pandemi dikenal sebagai migrasi manusia terbesar di dunia.
Akan tetapi pada pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan tidak ada peningkatan yang signifikan kasus positif Covid-19 selama liburan. Jumlah kasus Covid-19 yang parah dan kematian telah menurun, dan tidak ada strain mutan baru yang teridentifikasi.
CDC juga mengatakan minggu lalu kasus Covid-19 yang sakit kritis di Cina turun 72 persen dari puncaknya pada awal bulan ini. Sementara kematian harian di antara pasien Covid-19 di rumah sakit turun 79 persen dari puncaknya.
Beberapa ahli di dunia mengatakan data yang dilaporkan Cina tentang kematian terkait Covid-19 mungkin jauh lebih rendah dari jumlah sebenarnya karena tidak termasuk mereka yang meninggal di rumah. Sedangkan beberapa dokter mengatakan mereka tidak disarankan untuk menyebut Covid-19 sebagai penyebab kematian.
REUTERS
Baca juga: Kementerian Kesehatan Persiapkan Vaksinasi Covid-19 untuk Bayi dan Balita
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.