TEMPO.CO, Jakarta - Auckland yang dilanda banjir diperkirakan masih akan menerima hujan lebih lebih banyak di hari-hari mendatang, kata pihak berwenang di kota terbesar Selandia Baru itu, Senin, 30 Januari 2023. Sementara para pihak asuransi menghitung Ongkos apa yang tampak sebagai peristiwa cuaca paling mahal di negeri itu.
Baca Juga: Menlu AS Kunjungi Timur Tengah Saat Israel Palestina Bergejolak
Empat orang kehilangan nyawa dalam banjir bandang dan longsor yang menghantam Auckland selama tiga hari terakhir di tengah-tengah rekor curah hujan. Kondisi Darurat tetap berlaku di Auckland dan di wilayah Waitomo. Penerbangan ke dalam dan ke luar Bandara Auckland masih mengalami penundaan dan pembatalan, sementara pantai-pantai di sekitar kota berpenduduk 1,6 juta orang ini ditutup.
“Ada kerusakan yang sangat signifikan di seluruh Auckland,” kata Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins kepada stasiun televisi milik pemerintah, TVNZ, Senin. "Jelas ada sejumlah rumah yang rusak karena banjir tetapi juga pergerakan-pergerakan bumi yang ekstensif.” Saat ini, sekitar 350 orang membutuhkan akomodasi darurat, ia menambahkah.
Metservice memperkirakan hujan lebat masih akan melanda kota itu, Selasa. “Kita mengalami cuaca yang lebih tidak bersahabat di hari-hari mendatang dan kita perlu bersiap,” kata pengawas tugas Manajemen Kedaruratan Auckland kepada media.
Dinas Kebakaran dan Kedaruratan menerima 30 panggilan telepon sepanjang malam Senin, termasuk merespons sebuah kejadian longsor ketika sebuah garasi mobil meluncur ke bawah bukit.
Dewan tersebut menyatakan 40 rumah tidak lagi dapat dihuni dan melarang orang memasukinya. Sekitar 151 properti dinyatakan berisiko, dengan akses yang terbatas di beberapa area untuk sementara waktu.
National Institute of Water and Atmospheric Research (NIWA) mengatakan Auckland telah mencatat lebih dari delapan kali curah hujan rata-rata pada Januari dan 40% dari rata-rata curah hujan tahunan.