Para menteri dari negara anggota Uni Eropa pada Kamis, 26 Januari 2023, urun rembuk mencari cara untuk menekan masuknya imigran ilegal mengingat saat kedatangan para imigran ilegal mulai naik lagi setelah mengalami penurunan saat pandemi Covid-19.
Dalam rapat tersebut tercetus kembali gagasan kontroversial yakni membangu pagar pembatas dan pusat pencari suaka di luar Eropa. Badan perbatasan Uni Eropa, Frontex, melaporkan ada sekitar 330 ribu kedatangan tidak sah sepanjang tahun lalu. Angka itu adalah yang tertinggi sejak 2016 dengan kenaikan mencolok pada rute negara-negara Balkan.
“Terjadi kenaikan terhadap imigran ilegal yang berdatangan. Sangat kecil sekali angka imigran ilegal yang pulang. Jadi, saya rasa kita bisa membuat kemajuan yang signifikan dalam hal ini,” kata Komisi urusan Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson.
Para migran menunggu untuk diturunkan dari kapal yang dioperasikan oleh kelompok bantuan Jerman, Mission Lifeline, yang membawa 234 migran, ketika mereka berlabuh di pelabuhan Valletta di Malta, setelah melakukan perjalanan hampir seminggu sementara menunggu izin untuk melakukan pendaratan, Rabu, 27 Juni 2018.[Foto AP/Jonathan Borg]
Dicap Organisasi Kriminal Transnasional, Bos Grup Wagner Bertanya ke AS: Apa Salah Kami?
Denmark, Belanda dan Latvia adalah kalangan negara yang menyerukan agar ada lebih banyak tekanan. Caranya lewat visa dan pengembangan bantuan yang menyeluruh pada 20 negara, termasuk Iraq dan Senegal. Uni Eropa berkeras imigran ilegal yang tak mau bekerja sama untuk kembali pada negara asal mereka, maka tidak punya hak untuk tinggal di Eropa.
Hanya sekitar satu perlima imigran ilegal yang mau dikirim balik ke negara asalmya. Angka itu masih kecil karena sumber daya dan koordinasi dengan pihak Uni Eropa masih kurang.
Pertemuan tingkat menteri negara anggota Uni Eropa akan dilakukan pada 9 dan 10 Februari 2023. Dalam pertemuan itu, pucuk pimpinan Uni Eropa juga akan mencari jalan agar para imigran ini mau pulang kampung.
Sumber : Reuters
Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini