TEMPO.CO, Jakarta - Bahaya serangan udara Rusia masih tinggi, Jumat, 27 Januari 2023, kata militer Ukraina, sehari setelah rudal-rudal dan pesawat-pesawat nirawak Rusia menewaskan setidaknya 11 orang. Serangan ini tampaknya sebagai tanggapan dari janji-janji oleh sekutu Barat untuk menyuplai Ukraina dengan tank-tank.
Pasukan Rusia menghujani tembakan tank-tank, mortar dan artileri di lebih dari 60 kota dan desa, Kamis, di busur wilayah yang membentang dari Chernihiv dan Sumy di utara hingga Kharkiv di timur laut dan di titik fokus upaya Rusia untuk maju di Donetsk wilayah di timur - Bakhmut dan Avdiivka.
Komando militer Ukraina mengatakan pasukannya telah menangkis serangan-serangan Rusia itu di berbagai tempat selama 24 jam sebelumnya dan menyerang titik-titik komando dan kendali, satu konsentrasi pasukan, dua konsentrasi artileri dan sebuah depot amunisi.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan-laporan medan pertempuran.
Kamis, peringatan serangan udara berbunyi di seluruh Ukraina ketika Rusia melancarkan serangan udara setelah Jerman dan Amerika Serikat mengatakan mereka akan mengirimkan puluhan tank modern ke Ukraina. Lebih banyak tank akan datang dari Kanada, Polandia, Inggris, Finlandia, dan Norwegia sementara beberapa sekutu lagi, termasuk Prancis, Spanyol dan Belanda sedang mempertimbangkan untuk mengirim tank-tank juga.
Militer Ukraina mengatakan mereka menembak jatuh 47 dari 59 rudal Rusia, Kamis. Rusia juga melancarkan 37 serangan udara, 17 dari rudal-rudal itu menggunakan pesawat nirawak Shahed-136 buatan Iran. Semua pesawat nirawak dijatuhkan, kata militer.
Sebelas orang terbunuh dan sebelas luka-luka dalam serangan pesawat nirawak dan rudal itu, yang menjangkau 11 kawasan dan juga merusak 35 gedung, kata juru bicara Dinas Darurat Negara.
Menargetkan Energi
Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang mengunjungi Ukraina pekan lalu, mengatakan IAEA memonitor ledakan-ledakan kuat yang dilaporkan dekat stasiun pembangkit energi nuklir dan mengulangi seruan untuk zona keamanan di dekat pembangkit tersebut.
Rusia di masa lalu pernah menanggapi keberhasilan Ukraina dengan serangan udara yang bertubi-tubi sehingga membuat jutaan penduduk hidup tanpa listrik, pemanas atau air.
Kamis, serangan-serangan itu tampaknya mengulangi pola itu. Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan serangan Rusia menargetkan pembangkit-pembangkit energi.
“Tim-tim perbaikan sedang bekerja di tempat-tempat itu, kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidato video yang ditayangkan, Kamis.
REUTERS
Baca Juga: 5 Warga Cina Tewas dalam Penembakan di California