Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jepang Krisis Anak? Ini Cara-cara Pemerintah Mengerek Angka Kelahiran

image-gnews
Pada foto 12 Juli 2018 ini, anak-anak mengangkat tangan mereka untuk berbagi pendapat ketika mereka mengambil bagian dalam program digital di Coby Preschool di Yoshikawa, pinggiran kota Tokyo, bersama guru dan kepala sekolah mereka Akihito Minabe. Program pra-sekolah Jepang yang dilengkapi dengan komputer tablet bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak untuk era digital. (AP Photo / Yuri Kageyama)
Pada foto 12 Juli 2018 ini, anak-anak mengangkat tangan mereka untuk berbagi pendapat ketika mereka mengambil bagian dalam program digital di Coby Preschool di Yoshikawa, pinggiran kota Tokyo, bersama guru dan kepala sekolah mereka Akihito Minabe. Program pra-sekolah Jepang yang dilengkapi dengan komputer tablet bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak untuk era digital. (AP Photo / Yuri Kageyama)
Iklan

TEMPO.CO, Tokyo -Sejak lama, Jepang memang telah dikenal sebagai negara dengan krisis pertumbuhan penduduk. Banyaknya orang tua yang enggan memiliki anak menyebabkan jumlah kelahiran berbanding jauh dengan angka kematian.  

Kemudian, bisa disebut kini Jepang krisis anak, artinya angka kelahiran tergolong rendah. Bagaimanakah langkah Pemerintah Negeri Sakura dalam menghadapi problem tersebut? 

Baca :  Jepang Bujuk Keluarga Pindah dari Tokyo, Ditawarkan Biaya Relokasi Rp 119 Juta per Anak

Kondisi Demografi Jepang

Melansir dari jurnal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atau UMY, sejak Jepang ikut ambil bagian dalam Perang Dunia II pada tahun 1937, pertumbuhan populasi Jepang dapat dikatakan stabil. Kekalahan Negeri Matahari Terbit dalam Perang Dunia II pun mengubah tatanan penduduk serta perekonomian masyarakat Jepang.  

Jepang yang kehilangan jutaan penduduknya dalam serangan bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, mengalami penurunan jumlah penduduk yang cukup drastis. Sebuah penelitian memperlihatkan jumlah populasi turun menjadi 72.147 juta orang pada tahun 1945 dari 74.433 juta orang di tahun sebelumnya.

Setidaknya hampir 3,1 juta penduduk Jepang yang meninggal selama Perang Dunia II dan masih banyak lagi yang terluka atau menderita penyakit yang mematikan akibat perang.

Baby Boom Lalu Mendadak Anjlok Gegara Takhayul? 

Setelah Perang Dunia II usai dan membuat Jepang yang kalah dikuasai oleh Amerika Serikat, muncul peristiwa yang disebut sebagai baby boom. Baby boom adalah peristiwa ketika Perekonomian Jepang yang semakin stabil memicu pertumbuhan penduduk yang cenderung meningkat sebanyak 1 persen per tahunnya. Fenomena baby boom sendiri terbagi menjadi dua periode, yakni periode pertama pada 1947-1949 dan periode kedua di tahun 1971-1974 

Namun secara tiba-tiba pada 1966, Jepang mengalami penurunan angka kelahiran sebesar 15 persen dibandingkan dengan rata-rata dua tahun sebelumnya. Hal ini terkait dengan tahun 1966 tersebut yang ditetapkan sebagai Year of the Fiery Horse.  

Sebuah takhayul Jepang kuno yang menyatakan bahwa gadis-gadis yang lahir pada tahun itu akan membawa nasib buruk dan sial dalam pernikahan mereka. Ini membuat para orang tua berusaha untuk tidak melahirkan anak di tahun tersebut. Takhayul tersebut terus berlanjut dan menimbulkan masalah demogafi kininya.  

Menurut Ministry of Health, Labor, and Welfare, jumlah kelahiran pada tahun 2016 hanya sebesar 981,000. Angka tersebut menandai pertama kalinya jumlah kelahiran jatuh di bawah angka 1 juta orang. 

Pada 2016, jumlah kematian di Jepang diperkirakan sekitar 1.296.000 jiwa...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

1 hari lalu

Tunggal putra Jepang Kento Momota saat ditemui di mixed zone Indonesia Open 2023, Selasa, 13 Juni 2023. TEMPO/Randy
Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

Pebulu tangkis Jepang yang juga dunia dua kali Kento Momota mengumumkan pensiun


Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

1 hari lalu

Orang-orang menikmati bunga sakura di Tokyo, Jepang, 20 Maret 2023. REUTERS/Androniki Christodoulou
Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

2 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

3 hari lalu

Ilustrasi video viral. shutterstock.com
Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

5 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

5 hari lalu

Pengunjung menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran di tengah pandemi COVID-19 di Taman Ueno di Tokyo, Jepang 30 Maret 2022. REUTERS/Issei Kato
Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

Jika ingin melihat sakura mekar di Jepang dan menikmati keindahannya, silakan melakukannya secara bertanggung jawab dan ikuti aturannya.


Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

9 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

Kementerian Luar Negeri RI memastikan telah menangani kasus video viral WNI di Jepang yang meminta bantuan untuk biaya operasi.


Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

13 hari lalu

Seorang peserta melihat-lihat toilet umum yang didesain ulang sebagai bagian dari proyek untuk mengubah toilet umum menjadi toilet yang dapat digunakan dengan nyaman oleh semua orang, selama Tur Antar-Jemput Toilet Tokyo, di kawasan Shibuya, di Tokyo, Jepang 4 April 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

Satu perjalanan, peserta akan diajak mengunjungi delapan atau sembilan toilet umum di Tokyo dengan menggunakan mobil.


Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

13 hari lalu

Akashi Kaikyo Bridge mempunyai Ketinggian 298,3M, berada di atas Selat Akashi dan menghubungkan kota Kobe di Pulau Honshu sampai Iwaya di Pulau Awaji. Jembatan ini adalah jembatan terpanjang di dunia kategori jembatan gantung, dengan rentang pusat 1.991 meter. panoramio.com
Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

Genap berusia 26 tahun, inilah fakta-fakta jembatan gantung cantik Akashi Kaikyo di Jepang, termasuk tahan gempa bumi hingga 8,5 SR.


5 Kiat Mudik Bersama Anak

14 hari lalu

Ilustrasi mudik bersama anak dengan mobil . TEMPO/Subekti
5 Kiat Mudik Bersama Anak

Perjalanan mudik bersama anak menjadi tantangan tersendiri, terutama ketika menghadapi kebutuhan dan kenyamanan buah hati