TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu perawat di Inggris mengumumkan akan mogok kerja pada bulan depan. Aksi ini akan menjadi yang ketiga kalinya dalam beberapa bulan terakhir. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak sebelumnya sudah mendapat tekanan atas gangguan yang melumpuhkan layanan utama yang disebabkan oleh aksi industri.
Pada awal pekan, Royal College of Nursing (RCN) menyatakan anggotanya di Inggris dan Wales akan mogok kerja selama 12 jam masing-masing pada 6 dan 7 Februari 2023. Langkah ini akan diambil jika tidak ada kemajuan yang dicapai sampai akhir Januari 2023 dalam negosiasi gaji dengan pemerintah.
"Daripada bernegosiasi, Rishi Sunak memilih aksi mogok lagi," kata Sekretaris Jenderal RCN Pat Cullen di London, Senin, 16 Januari 2023.
"Tanda damai saya kepada pemerintah - meminta mereka untuk menemui saya di tengah jalan dan memulai negosiasi - masih ada. Mereka harus mengambilnya," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Mengenal Sir Jim Ratcliffe Pemilik Ineos yang Berminat Membeli Manchester United
Seorang wanita berjalan melewati mural perawat yang baru-baru ini dibuat di Manchester, Inggris, pada 5 November 2020. Inggris memasuki karantina wilayah (lockdown) selama sebulan mulai Kamis (5/11) untuk meredam merebaknya kembali penularan coronavirus. (Xinhua/Jon Super)
Perawat di Inggris sebelumnya sudah melakukan aksi protes pada pertengahan Desember. Itu merupakan pemogokan nasional pertama RCN. Kemudian perawat melakukan pemogokan pada Rabu dan Kamis, 19Januari 2023.
Para perawat menghentikan aksi mogok kerja ketika Layanan Kesehatan Nasional (NHS) yang dikelola negara berada di bawah tekanan besar. Jutaan pasien dalam daftar tunggu untuk perawatan rumah sakit, dan unit gawat darurat tidak dapat segera menemui pasien. Pekerja ambulans juga meluncurkan aksi industri mereka sendiri atas pembayaran.
Secara lebih luas lagi, ratusan ribu karyawan di seluruh Inggris - dari pekerja kereta api hingga staf pos dan guru - telah melakukan aksi mogok kerja sejak musim panas lalu. Mereka juga menyoroti, kenaikan gaji yang gagal mengimbangi inflasi yang sampai dua digit.
RCN mengatakan gaji untuk perawat berpengalaman 20 persen lebih rendah secara riil karena kenaikan gaji di bawah inflasi sejak 2010. Keadaan itu memaksa banyak perawat untuk berhenti dan berkontribusi untuk mencatat lowongan di NHS.
Pembicaraan oleh para menteri di pemerintahan dengan para pemimpin serikat pekerja, sejauh ini gagal mengakhiri aksi pemogokan. Kementerian Kesehatan Inggris sebelumnya mengatakan tuntutan awal perawat sebesar 19 persen untuk kenaikan gaji - tidak terjangkau dalam iklim ekonomi saat ini. RCN kemudian menunjukkan kesediaan untuk berkompromi dengan tuntutan tersebut.
REUTERS
Baca juga: 1 Juta Warga Prancis Unjuk Rasa Menolak Usia Pensiun Diperpanjang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.