TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Inggris menjatuhkan denda pada Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Jumat, 20 Januari 2023, karena tak memakai sabuk pengaman. Sunak saat itu duduk dibangku penumpang bagian belakang mobilnya dan kejadian ini terekam kamera karena saat itu Sunak mengunggah perjalanannya ke Instagram. Beberapa pengguna (users) lalu menyadari, sabuk pengamannya tidak dikunci.
Sunak sehari sebelumnya sudah minta maaf atas kesalahannya itu, di mana kejadian ini terjadi dalam perjalanan ke north west England. Peristiwa memalukan ini juga berpotensi menjadi batu sandungan saat dia mencoba membangkitkan lagi keberuntungan partainya.
Baca juga:Rasisme Masih Ada di Istana Buckingham, Ini Kata PM Sunak
Kepolisian setempat memastikan akan menginvestigasi kejadian ini hingga akhir pada Jumat kemarin mengkonfirmasi pelanggaran telah terjadi. Ini adalah denda kedua kalinya yang dialami Sunak setelah pada tahun lalu polisi menemukan Sunak melanggar aturan Covid-19 bersama mantan Perdana Menteri Boris Johnson.
Sunak menjadi perdana menteri Inggris kedua yang melanggar aturan berperilaku setelah Johnson. Denda tersebut bisa menjadi hambatan bagi Sunak, yang partainya yakni Partai Konservatif tertinggal jauh dari partai oposisi yaitu Partai Buruh dalam sejumlah jajak pendapat. Jika tidak ada aral melintang, pemilu Inggris akan diselenggarakan pada Januari 2025 paling telat.
“Perdana Menteri sepenuhnya menerima kesalahan ini dan sudah meminta maaf. Dia tentu saja akan memperbaiki hal ini dengan membayar uang penalti,” kata juru bicara kantor Perdana Menteri Inggris.
Kepolisian di wilayah Lancashire Inggris mengatakan seorang laki-laki, 42 tahun dari London sudah dijatuhi hukuman penalti (Sunak). Di Inggris, seseorang bisa kena denda hingga 500 GBP (Rp 9,3 juta) jika tidak menggunakan sabuk pengaman kecuali ada pengecualian, contohnya layanan kedaruratan, di dalam taksi atau sedang memundurkan kendaraan.
“Terima kasih Kepolisian Lancashire, Anda melakukan tugas keamanan di jalan raya sepanjang tahun. Ini juga mengingatkan kami bahwa tidak ada orang yang kebal hukum,” kata Cat Smith, anggota parlemen dari Partai Buruh.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jutaan Warga China Rayakan Imlek di Kampung, Kasus Covid Makin Tinggi?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.