Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tolak Wajib Militer Putin, Warga Rusia ini Terdampar di Bandara Korea Selatan

Reporter

image-gnews
Vladimir Maraktayev berpose di ruang tunggu keberangkatan di Bandara Internasional Incheon Incheon, Korea Selatan, 19 Januari 2023. Courtesy of Vladimir Maraktayev/Handout via REUTERS
Vladimir Maraktayev berpose di ruang tunggu keberangkatan di Bandara Internasional Incheon Incheon, Korea Selatan, 19 Januari 2023. Courtesy of Vladimir Maraktayev/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama dua bulan terakhir, Vladimir Maraktayev telah tinggal di ruang tunggu keberangkatan bandara Incheon, Korea Selatan. Nasib warga Rusia berusia 23 tahun itu kini terkatung-katung karena berusaha melarikan diri dari wajib militer yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Wamil Rusia: Pengacara Kebanjiran Klien sampai Tips Cara Kabur

Pada 24 September, setelah menerima draf yang memanggilnya untuk dinas militer di Ukraina selama "mobilisasi sebagian" Rusia, mahasiswa linguistik itu meninggalkan rumahnya di Kota Ulan-Ude di Siberia. Ia kemudian melarikan diri melintasi perbatasan ke negara tetangga, Mongolia.

Setelah melakukan perjalanan ke Filipina, dia terbang ke Korea Selatan pada 12 November, berharap menerima status pengungsi di negara yang dia anggap sebagai salah satu negara demokrasi paling stabil di Asia.

Dia melamar status pengungsi pada saat kedatangan, tetapi otoritas Korea Selatan menolak permohonannya. Mereka beralasan bahwa melarikan diri dari wajib militer bukanlah alasan yang sah untuk diberikan suaka.

Setelah enam hari berada di pusat penahanan, dia dikembalikan ke bandara Incheon. Maraktayev belum pergi sejak itu.

Maraktayev telah mengajukan banding atas putusan tersebut, yang berarti dia belum bisa dideportasi dari Korea Selatan dan harus tetap berada di dalam gedung terminal sambil menunggu hasilnya.

Maraktayev adalah satu dari lima pria Rusia yang saat ini terdampar di bandara internasional utama negara itu, Incheon, menunggu kasus suaka mereka diajukan.

"Hidupku seperti hari groundhog," kata Maraktayev. Dia mengatakan hari-harinya terdiri dari berjalan-jalan di sekitar ruang tunggu bandara dan mencoba membaca buku dan belajar bahasa Korea. "Sepanjang hari pada dasarnya saya tidak melakukan apa-apa."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengatakan dia dan rekan-rekannya tinggal di sebuah ruangan kecil di luar ruang tunggu keberangkatan bandara, di mana mereka tidur di atas selimut di atas lantai yang ditinggikan. Mereka bisa mandi, tapi air panasnya terbatas dan harus mencuci pakaian dengan tangan.

Meskipun dia memiliki sedikit uang, karena kartu bank Rusia sebagian besar telah berhenti bekerja di luar beberapa negara, dia menerima makanan dari kementerian kehakiman Korea Selatan.

"Yang saya miliki untuk waktu yang lama hanyalah uang tunai yang saya ambil ketika saya meninggalkan rumah," katanya. "Pada Tahun Baru, saya membeli kopi untuk diri saya sendiri karena merasa harus mentraktir diri sendiri."

Terlepas dari keadaannya, dia mengatakan tinggal di bandara adalah "kejahatan yang lebih rendah" dibandingkan dengan kembali ke Rusia, di mana dia yakin akan ditangkap pada saat kedatangan.

Daerah asalnya, Buryatia, menyaksikan salah satu mobilisasi paling agresif di Rusia, dan dia mengatakan bahwa salah satu teman sekolah terdekatnya telah terbunuh di Ukraina.

"Hanya dua minggu yang lalu saya mendapat kabar bahwa teman SMA saya meninggal pada musim gugur. Mereka bahkan tidak tahu apakah jenazahnya bisa diambil atau tidak. Itu adalah sesuatu yang bahkan tidak pernah saya harapkan untuk musuh terburuk saya."

Baca juga: Putin Minta Warga Rusia Pulang, Akui Kesalahan Wajib Militer ke Ukraina

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lebih dari 11.700 Orang Tewas Sejak Dimulainya Perang Ukraina

8 jam lalu

Mobil mengantre untuk melintasi perbatasan dari Rusia ke Finlandia di pos pemeriksaan perbatasan Vaalimaa di Virolahti, Finlandia, 23 September 2022. Presiden Vladimir Putin telah mengumumkan mobilisasi militer parsial yang dapat membuat 300.000 orang dipanggil untuk bertugas dalam perang di UkrainaLehtikuva/Sasu Makinen via REUTERS
Lebih dari 11.700 Orang Tewas Sejak Dimulainya Perang Ukraina

PBB mengungkap lebih dari 11.700 warga sipil tewas sejak dimulainya perang Ukraina pada Februari 2022.


Pabrik Lotte Chemical Indonesia Senilai Rp 63 Triliun di Cilegon Bakal Beroperasi per Maret 2025

13 jam lalu

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dan Presiden Direktur PT Lotte Chemical Indonesia, Yim Dong Hee, meninjau dari jauh kawasan pembangunan Gedung C3 Splitter (menara di belakang) di kawasan industri petrokimia PT Lotte, di Kota Cilegon, Banten, Rabu, 11 September 2024. C3 Splitter akan berfungsi memisahkan produk propylene dengan propana. TEMPO/Ihsan Reliubun
Pabrik Lotte Chemical Indonesia Senilai Rp 63 Triliun di Cilegon Bakal Beroperasi per Maret 2025

Proses produksi dari pabrik Lotte Chemical itu diharapkan bisa dimulai pada Maret 2025.


Ukraina Ancam Putuskan Hubungan dengan Iran, Jika Terus Pasok Rudal ke Rusia

16 jam lalu

Perbandingan antara badan pesawat UAV Shahed-136 yang didokumentasikan oleh CAR di Ukraina pada November 2022 (kiri) dan badan pesawat UAV Geran-2 yang didokumentasikan oleh CAR di Ukraina pada Juli 2023 (kanan). (https://arcg.is/1Hay4y)
Ukraina Ancam Putuskan Hubungan dengan Iran, Jika Terus Pasok Rudal ke Rusia

Pemerintah Ukraina mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, jika Rusia menggunakan rudal balistik yang dipasok oleh Teheran


KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

16 jam lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

Kontrol manusia tetap dipertahankan dalam AI di militer agar mencegah penggunaan yang memicu penyebaran senjata pemusnah massal.


Belajar dari Korea, Indonesian-Wave Perlu Andalkan Ekonomi Kreatif

20 jam lalu

Lee Ha-yeon, seorang ahli kimchi ternama dan murid-muridnya menyiapkan kimchi di Institut Budaya Kimchi di Namyangju, Korea Selatan, 21 Agustus 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Belajar dari Korea, Indonesian-Wave Perlu Andalkan Ekonomi Kreatif

Indonesia perlu mengandalkan ekonomi kreatif sebagai modal diplomasi lunak lewat Indonesian-Wave


Institut Seni Indonesia dan Seoul National University Kolaborasi Bidang Musik

1 hari lalu

Institut Seni Indonesia dan Seoul National University sepakat berkolaborasi bidang seni, khususnya musik. Sumber: dokumen KBRI Seoul
Institut Seni Indonesia dan Seoul National University Kolaborasi Bidang Musik

Penandatanganan MoU antara ISI dan Seoul National University adalah upaya kedua institusi untuk mengembangkan potensi akademik dan kebudayaan


Bandara Ahmad Yani Semarang Tambah 8 Rute Penerbangan Baru

1 hari lalu

Para pemudik menggunakan terminal baru Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo, Selasa, 12 Juni 2018. Tempo/Fajar Pebrianto
Bandara Ahmad Yani Semarang Tambah 8 Rute Penerbangan Baru

Bandara Jenderal Ahmad Yani Kota Semarang menambah delapan rute penerbangan baru yang diperasikan oleh maskapai Super Air Jet.


Ukraina Panggil Diplomat Iran Soal Dugaan Transfer Rudal Balistik ke Rusia

1 hari lalu

Petugas memuat sisa-sisa rudal balistik setelah dievakuasi dari lokasi ditemukannya di gurun ke dalam truk, usai serangan rudal dan drone besar-besaran oleh Iran terhadap Israel, dekat kota selatan Israel. Arad, Israel 26 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Ukraina Panggil Diplomat Iran Soal Dugaan Transfer Rudal Balistik ke Rusia

Ukraina memanggil diplomat Iran di Kyiv pada Senin terkait "kekhawatiran" negara itu terhadap kemungkinan transfer rudal balistik Iran ke Rusia.


Terkini: Sri Mulyani di Deretan Menteri yang Pamit Jelang Akhir Masa Jabatan, Hari Ini Pendaftaran CPNS Terakhir

1 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara berbincang saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 12 Juni 2023. Rapat tersebut membahas pengantar rencana kerja anggaran (RKA) dan rencana kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Keuangan tahun 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Terkini: Sri Mulyani di Deretan Menteri yang Pamit Jelang Akhir Masa Jabatan, Hari Ini Pendaftaran CPNS Terakhir

Menjelang pergantian masa pemerintahan Presiden Jokowi menuju Prabowo Subianto pada 20 Oktober 2024 mendatang, sejumlah menteri mulai berpamitan.


Dirut InJourney Airports Siap Kelola Bandara IKN Jika Ditugaskan, Sudah Punya Gambaran Pengelolaan

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam acara peletakan baru pertama atau groundbreaking pembangunan Bandara VVIP IKN di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 1 November 2023. Nantinya pesawat terbesar yang akan dilayani bandara ini adalah Boeing 777-300ER dan Airbus A380. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Dirut InJourney Airports Siap Kelola Bandara IKN Jika Ditugaskan, Sudah Punya Gambaran Pengelolaan

Direktur utama InJourney Airports mengaku sudah punya gambaran pengelolaan bandara IKN jika nanti dijadikan bandara komersial dan dikelola oleh PT Angkasa Pura Indonesia