TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, jengkel terhadap Kremlin karena gagal memblokir platform berbagi video YouTube milik Amerika Serikat.
"YouTube adalah wabah informasi di zaman kita," kata Yevgeny Prigozhin dalam pernyataan yang diposting di saluran Telegramnya, seperti dikutip Reuters, Kamis, 19 Januari 2023.
Ia mengatakan, bahwa 40% video di platform itu "dipolitisasi dan diarahkan untuk melawan Rusia".
Baca juga Tentara Bayaran Wagner Kabur ke Norwegia, Tak Tahan Lihat Penyiksaan Tahanan Rusia
Menurut dia, ada dua alasan mengapa Youtibe tidak dilarang di Rusia, yang telah menekan media asing sejak menginvasi Ukraina pada bulan Februari, pertama media sosial itu sangat diperlukan warga negara biasa dan, terutama, oposisi pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Baca Juga:
"Ada banyak orang di Lapangan Staraya dan di Administrasi Kepresidenan yang hanya memikirkan satu hal: jika saja Rusia kalah perang secepat mungkin, jika saja Amerika akan datang dan memerintah kami secepat mungkin," kata Prigozhin. .
“Mereka yang menentang penutupan YouTube, menurut saya, adalah orang-orang yang mengkhianati bangsanya dan negaranya, pengkhianat bagi generasi Rusia sebelumnya dan yang akan datang. Mereka tinggal di luar negeri, berlibur ke luar negeri, membesarkan anak di luar negeri, mencanangkan nilai-nilai tinggi tetapi, bagaimanapun, mendukung Barat dengan segala cara yang memungkinkan dan memakannya."
Ketegangan antara Prigozhin dan pemerintah meledak Jumat lalu ketika Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim merebut kota Soledar Ukraina tetapi tidak menyebutkan peran Wagner, milisi kontrak yang beroperasi di luar rantai komando tentara. Foto Prigozhin dan para pejuangnya di tambang garam Soledar pun disebar oleh Wagner.
Prigozhin secara terbuka mengeluhkan upaya militer Rusia meminimalkan peran Wagner dan meremehkan pencapaiannya, dan kementerian kemudian mengeluarkan pembaruan yang memuji "tindakan berani dan tanpa pamrih" para pejuang Wagner. Kremlin membantah adanya keretakan.
Prigozhin, kadang-kadang disebut "koki Putin" karena perusahaan kateringnya mendapat kontrak dari Kremlin. Namun Kremlin hingga musim gugur lalu membantah ada hubungan dengan Wagner, yang menurut pejabat Rusia memiliki kontrak militer dan pertambangan di Afrika dan aktif di Suriah.
Tetapi invasi ke Ukraina, dan kegagalan militer Rusia menguasai Ukraina dalam invasi yang hampir 11 bulan, mendorong bos Wagner itu memasuki arena publik di mana sebagian besar suara yang tidak setuju dengan cepat dibungkam oleh pihak berwenang, menampilkan dirinya sebagai seorang patriot yang kejam dan efektif.
Dengan sekitar 90 juta pengguna bulanan di Rusia, YouTube, seperti juga Google, sangat populer dan memainkan peran penting dalam ekonomi digital. Meskipun Rusia memiliki versi domestik dari media sosial lainnya, alternatif YouTube yang layak dalam skala itu belum muncul.
Rusia telah memblokir media sosial asing lainnya termasuk Instagram dan Facebook, tetapi meskipun ada denda berbulan-bulan dan ancaman terhadap YouTube karena gagal menghapus konten yang dianggap ilegal oleh Moskow dan karena membatasi akses ke beberapa media, Rusia berhenti memberikan pukulan mematikan pada medsos video tersebut.
REUTERS