"Kami tidak mempunyai masalah untuk menerima, demi untuk alasan kemanusiaan," ujar Chavez dalam pernyataannya di sela-sela kunjungannya di Doha, Qatar.
Presiden Barack Obama telah merencanakan untuk menutup penjara Guantanamo awal tahun depan. Dan saat ini sedang sibuk melobi ke negara-negara sekutunya agar bersedia menerima para tahanan yang akan dibebaskan.
Penjara Guantanamo menampung 240 tahanan perang terhadap teror yang berasal dari 30 negara. Pemerintah Barack Obama berhati-hati membebaskan para tahanan karena khawatir jika mereka dikembalikan ke negaranya, mereka akan mendapat perlakuan buruk. Mereka takut, jika misalnya seorang tahanan Muslim dari Cina dikembalikan ke negara komunis itu, akan mendapat represi dan pelanggaran hak-hak asasi manusia. Juga beberapa negara lain seperti Algeria, Libya atau negara muslim lain yang masih buruk catatan hak-hak asasi manusianya.
Untuk alasan tambahan atas tawarannya, Chavez ingin agar Amerika mengembalikan status wilayah teluk Guantanamo ke sekutunya, Kuba. "Amerika harus mengakhiri bisnis penjara yang merana itu," ujar Chavez.
Para pengkritik Chavez di dalam negeri Venezuela sendiri, mengatakan bahwa kondisi penjara-penjara di Venezuela sendiri jauh lebih buruk. Mereka mendiskripsikan penjara-penjara Venezuele sebagai horor. "Mereka sangat tidak manusiawi memperlakukan tahanan," ujar Humberto Prato, salah seorang aktivis Venezuela. "Sekitar 400 orang tewas per tahun akibat kekerasan-kekerasan di penjara," ujarnya.
Pemerintah Amerika sendiri tidak buru-buru menerima tawaran Chavez ini.
"Pemerintah Amerika Serikat tidak menerima tawaran resmi melalui saluran diplomatik untuk memindahkan tahanannya ke Venezuela dan juga tidak mempertimbangkan untuk memindahkan tahanan ke venezuela," ujar Dean Boyd, jurubicara Departemen Hukum Pemerintah Amerika.
MIAMI HERALD l WAHYUW