TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membicarakan ihwal pasokan senjata Barat ke Ukraina. Dalam panggilan telepon itu, Putin mengecam kebijakan "destruktif" Kyiv dan peningkatan pasokan senjata Barat ke Ukraina.
Baca: Putin Copot Jenderal Sadis Komandan Perang Rusia Ukraina
Putin mengatakan Kyiv mengejar garis destruktif. "Rusia bertaruh pada meningkatnya permusuhan didukung oleh Barat, yang meningkatkan pasokan senjata dan peralatan militer," kata Kremlin.
Putin juga menuduh Kyiv menolak tawarannya untuk menghentikan pertempuran di Hari Natal yang diperingati pada 7 Januari di Rusia dan Ukraina. Ukraina pada saat itu menganggap penghentian itu sebagai taktik Rusia untuk mengulur waktu guna mengumpulkan kembali pasukan.
Kepresidenan Turki mengatakan Presiden Erdogan menegaskan kembali bahwa Turki siap memfasilitasi dan menengahi terciptanya perdamaian abadi antara Rusia dan Ukraina. Kremlin juga mengatakan Putin dan Erdogan membahas pertukaran tawanan perang Rusia dan Ukraina, termasuk tentara yang terluka.
Rusia juga mengecam pengiriman tank untuk Ukraina dari Inggris. Kremlin menyatakan akan menghancurkan tank-tank tersebutr. Barat juga diperingatkan bahwa memasok senjata yang lebih canggih ke Ukraina tidak akan mengubah jalannya perang.
Sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Amerika Serikat dan sekutunya telah memberikan persenjataan senilai puluhan miliar dolar termasuk sistem roket, drone, kendaraan lapis baja, dan sistem komunikasi. Inggris mengatakan pada hari Sabtu akan mengirim 14 tank tempur utama Challenger 2 serta dukungan artileri canggih lainnya dalam beberapa minggu mendatang.
"Mereka menggunakan negara ini (Ukraina) sebagai alat untuk mencapai tujuan anti-Rusia mereka," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang tank Inggris. "Tank-tank ini terbakar dan akan terbakar seperti yang lainnya," kata Peskov. Menurut dia, pasokan persenjataan baru dari negara-negara seperti Inggris dan Polandia tidak akan mengubah situasi di lapangan.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak sebelumnya telah berjanji untuk menyediakan tank-tank berat dan sistem artileri ke Ukraina. Sunak berjanji mengirim 14 tank Challenger 2 ke Ukraina setelah pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu lalu.
Sunak mengatakan tank-tank itu adalah tanda bahwa Inggris ingin mengintensifkan dukungan ke Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan penghargaannya atas dukungan militer Inggris di Twitter. “Keputusan itu tidak hanya akan memperkuat kami di medan perang, tetapi juga mengirimkan sinyal yang tepat ke mitra lain," ujar Zelensky.
Simak: Zelensky Cabut Kewarganegaraan Ukraina Sekutu Putin
NDTV | REUTERS | AL JAZEERA