TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meminta pejabat pemerintah mulai dari menteri hingga pegawai negeri menyatukan tekad untuk sama-sama melakukan perubahan.
“Saya juga mengimbau pegawai negeri khususnya untuk menjunjung tinggi prinsip ‘Wahdatul Fikri’ (kesatuan pikiran) agar kerja kita teratur dan sistematis, terutama untuk meningkatkan taraf dan kinerja pelayanan,” kata Anwar dalam cuitannya, Senin, 16 Januari 2023.
Ia juga meminta masyarakjat untuk memberi teguran ke aparat pemerintah jika ada pelanggaran dan hal itu harus menjadi budaya baru mulai sekarang.
Dalam pertemuan bulanan dengan jajaran Departemen Perdana Menteri dan pegawai pemerintah di Putrajaya, Anwar juga mengatakan sejak Desember 2022 dirinya sudah menekankan perlunya kesesuaian pemahaman di antara pimpinan eksekutif negara dan pegawai negeri, supaya betul-betul erat.
Anwar juga tidak membenarkan adanya budaya nyaman di kalangan pejabat negara dan PNS. “… culture contentment itu yang mengigit kita," katanya.
Ia meminta jajarannya untuk belajar menerima kekuatan dan mengakui kelemahan.
Dan yang lebih penting, kata Anwar, bertekad menyatakan bahwa negara harus memiliki politik yang stabil, harus jelas arah tujuannya dan harus kuat keinginan untuk membawa perubahan, serta mengangkat semula martabat bangsa dan negara.
“Nah, kalau ada kesatuan pemikiran ke arah itu maka saya percaya, bisa kita lakukan,” ujar Anwar.
Anwar juga meminta agar semua tindakan harus lebih transparan. Dia memberi teguran soal kontrak-kontrak yang komisinya terlalu tinggi dengan harga yang tidak wajar. “Pada kenyataannya, Anda tidak dapat berhasil sebagai sebuah negara kalau kebocoran itu begitu banyak," kata Anwar.