TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Yeti Airlines, ANC ATR 72-500, jatuh di Pokhara, Nepal barat sekitar pukul 11 pagi waktu setempat Minggu, 15 Januari 2023. Ada 68 penumpang yang telah dikonfirmasi tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut.
Baca: Kronologi Yeti Airlines 691 Jatuh, Jadi Salah Satu Kecelakaan Udara Terburuk di Nepal
Penyebab kecelakaan belum jelas. Reuters mewartakan, saat penerbangan, cuaca terpantau cerah. Pesawat disebut menabrak bukit dan terguling ke anak sungai. Nepal, yang terletak di daerah pegunungan, memiliki bandara di ketinggian 29.200 kaki di singkapan kecil tanah yang relatif datar, terletak di antara pegunungan tertinggi di dunia. Operasi penyelamatan masih berlangsung.
Pesawat itu merupakan turboprop bermesin ganda jarak pendek. Yeti Airlines sendiri merupakan maskapai penerbangan domestik terbesar kedua di Nepal. Maskapai itu didirikan oleh Sherpa bersaudara - Sonam Sherpa dan Ang Tendi Sherpa, serta mendiang Ang Tshiring Sherpa. Yeti airlines saat ini dipimpin oleh CEO Anoj Rimal, Executive Chairman Lhakpa Sonam Sherpa dan Managing Director Chanda Sherpa.
Bagaimanapun peristiwa kemarin bukan pertama atau bahkan kedua kalinya Yeti Airlines menjadi pusat tragedi. Ada laporan yang menyatakan bahwa maskapai menggunakan teknologi kuno yang tidak sesuai dengan standar internasional. Seperti dirangkum Republic World, ini catatan kelam penerbangan di Nepal.
Penerbangan Tara Air, 29 Mei 2022
Pada Mei tahun lalu, sebuah penerbangan Tara Air, yang merupakan maskapai saudara dari Yeti Airlines, jatuh dan menewaskan 22 orang. Pesawat kecil itu jatuh di dekat bukit Lete Nepal. Pesawat 9N-AET Twin Otter sedang melakukan perjalanan dari Pokhara ke Jomson membawa empat orang India, 13 penumpang Nepal, tiga warga negara Jepang, dua orang Jerman, bersama dengan tiga awak Nepal.
Yeti AT72 di Pokhara, 29 Juli 2022
Yeti Airlines dari Pokhara ke Kathmandu (Nepal) membawa sekitar 45 orang. Peristiwa itu terjadi saat pesawat sedang keluar dari Pokhara dan mesin sebelah kiri (PW127) gagal mendorong kru untuk mematikan mesin dan kembali ke Pokhara untuk pendaratan yang aman sekitar enam menit setelah keberangkatan. Bandara melaporkan mesin sebelah kiri mati segera setelah pesawat mengudara.
Yeti AT72 di Kathmandu, 12 Juli 2019
Yeti Airlines dari Nepalgunj ke Kathmandu (Nepal) dengan 66 penumpang dan tiga awak, mendarat di landasan pacu Kathmandu 02 tetapi berbelok langsung dari landasan pacu dan datang berhenti dengan semua gigi di tanah lunak. Tidak ada korban luka, pesawat mengalami kerusakan ringan. Air Traffic Control (ATC) mengumumkan bandara ditutup karena pesawat tergelincir dari landasan. Maskapai melaporkan insiden ekskursi landasan pacu, semua 66 penumpang (64 dewasa, 2 bayi) dan tiga awak tetap tidak terluka. Bandara dibuka kembali sekitar delapan jam setelah kecelakaan itu.
Yeti JS41 di Kathmandu, 1 September 2018
Yeti Airlines BAe Jetstream 41, melakukan penerbangan dari Nepalgunj ke Kathmandu dengan 21 penumpang dan 3 awak. Pesawat itu mendarat di landasan pacu Kathmandu tetapi sempat membelok ke kiri landasan pacu. Lima penumpang terluka, pesawat mengalami kerusakan parah (setidaknya roda gigi hidung roboh). Bandara Tribhuvan melaporkan 5 penumpang mengalami luka serius dan dibawa ke rumah sakit, penumpang dan awak lainnya selamat. Pesawat mengalami kerusakan gigi.
Yeti JS41 di Bharatpur, 27 Mei 2018
Yeti Airlines BAe Jetstream 41, melakukan penerbangan dari Bharatpur ke Kathmandu Nepal dengan 22 penumpang. Pesawat itu sedang dalam pendakian awal keluar dari Bharatpur ketika salah satu mesin menelan seekor burung yang mendorong kru untuk kembali ke Bharatpur untuk pendaratan yang aman. Pesawat masih berada di darat di Bharatpur sekitar 8 jam setelah mendarat.
Yeti JS41 di Bhairahawa, 18 Maret 2018
Yeti Airlines BAe Jetstream 41, melakukan penerbangan dari Kathmandu ke Bhairahawa dengan 26 penumpang. Pesawat mendarat di Bhairahawa tetapi tidak berfungsi di landasan karena roda terkunci. Para penumpang harus turun ke landasan. Media Nepal melaporkan roda hidung terkunci.
Yeti Airlines DHC6 di Lukla, 8 Oktober 2008
Yeti Airlines DHC6 Twin Otter, mengoperasikan penerbangan terjadwal dari Kathmandu ke Lukla dengan 16 penumpang dan 3 awak. Pesawat itu jatuh saat mendarat di bandara Lukla. Pesawat terbakar setelah menabrak pagar dan tanah bandara tepat sebelum dan di bawah ambang landasan pacu 06. Api membutuhkan waktu dua jam untuk dipadamkan, dengan pesawat meluncur turun 50 meter dari titik benturan awal. Penerbangan lepas landas dari Bandara Kathmandu dengan 12 penumpang Jerman, 2 penumpang Australia, dan 2 penumpang Nepal. Hanya kapten yang selamat dengan semua penumpang serta perwira pertama dan pramugari tewas dalam kecelakaan itu.
Yeti JS41 di Bhairawa, 24 September 2016
Yeti Airlines Jetstream 41, melakukan penerbangandari Kathmandu ke Bhairawa dengan 29 penumpang dan tiga awak. Mereka mendarat di landasan pacu Bhairawa 28 tetapi melewati ujung landasan dan berhenti di medan kasar sekitar 350 kaki melewati ujung landasan pacu. Tidak ada korban luka meski pesawat mengalami kerusakan parah.
Yeti JS41 di Biratnagar, 17 Juni 2015
Yeti Airlines Jetstream 41, melakukan penerbangan dari Biratnagar ke Kathmandu (Nepal) dengan 27 penumpang dan 2 awak. Pesawat itu baru saja berputar untuk lepas landas dari Biratnagar ketika mesin sebelah kiri (TPE331) ditabrak seekor burung. Pesawat melanjutkan lepas landas, naik ke ketinggian yang aman dan kembali untuk mendarat dengan aman. Pesawat pengganti mengantarkan penumpang ke Kathmandu.
Yeti JS41 di Dhangadhi 21 Juni 2015
Sebuah Yeti Airlines BAe Jetstream 41, registrasi 9N-AHW melakukan penerbangan YT-426 dari Dhangadhi ke Kathmandu (Nepal) dengan 9 penumpang dan 3 awak, sedang dalam pendakian awal keluar dari Dhangadhi saat awak harus mematikan mesin sebelah kiri dan kembali ke Dhangadhi untuk mendarat dengan selamat sekitar lima menit setelah keberangkatan.
Simak: Mimpi Co-Pilot Yeti Airlines yang Selangkah Lagi Jadi Kapten Pupus karena Kecelakaan
REUTERS | REPUBLIC WORLD