TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin di awali dari kronologi jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal. Sebanyak 68 orang tewas yang merupakan kecelakaan udara terburuk selama 30 terakhir di Nepal.
Baca: Kotak Hitam Pesawat Yeti Airlines yang Jatuh di Nepal Ditemukan
Berita kedua top 3 dunia masih tentang kisah tragis di balik jatuhnya Yeti Airlines. Co-pilot pesawat ini, Anju Khatiwada, tinggal selangkah lagi menjadi kapten pilot sebelum kecelakaan merenggut nyawanya. Ironisnya, suami Anju tewas dalam musibah serupa beberapa tahun silam. Sang suami, yang merupakan pilot, tewas saat pesawatnya jatuh.
Berita ketiga top 3 dunia adalah Arab Saudi mengizinkan perayaan Imlek digelar. Berikut berita selengkapnya:
1. Kronologi Yeti Airlines 691 Jatuh, Jadi Salah Satu Kecelakaan Udara Terburuk di Nepal
Penerbangan Yeti Airlines 691 atau YT691 jatuh ke ngarai dekat Pokhara, Nepal, pada Ahad, 15 Januari 2023. Sedikitnya 68 orang tewas. Musibah ini tercatat sebagai kecelakaan udara terburuk dalam tiga dekade di Nepal.
Secara kronologis, Flightradar 24 menjelaskan pesawat naas tersebut terbang dari Kathmandu ke bandara internasional yang baru Pokhara, yang dibuka pada bulan ini. YT691 dioperasikan oleh ATR 72-500, terdaftar 9N-ANC. Burung besi ini awalnya dikirim pada 2007 dan diakuisisi oleh Yeti Airlines pada 2019.
Yeti Airlines 691 berangkat dari Kathmandu pada pukul 04:47 UTC (Waktu Universal Terkoordinasi). Receivers Flightradar24 mengumpulkan data posisi dari pesawat hingga pukul 5:05. Sinyal terakhir diterima dari pesawat pada pukul 5:12 di ketinggian 2875 ft AMSL. Ketinggian Bandara Pokhara sekitar 2700 kaki AMSL.
Sepanjang penerbangan, transponder pada Yeti Airlines mengirimkan data ketinggian dan kecepatan yang salah. Perubahan ketinggian yang cepat yang ditunjukkan pada grafik di atas — seperti yang dicatat oleh warna yang berbeda di jalur, menunjukkan nilai yang salah tersebut.
Penerbangan berhenti mengirimkan data posisi 7 menit sebelum data terakhir dari pesawat diterima. Pesawat terus mengirimkan data ketinggian, kecepatan, dan perpanjangan Mode S hingga pukul 5:12.
Berdasarkan data ADS-B granular — beberapa frame per detik, serta data historis dari pesawat serupa lainnya yang mengoperasikan rute yang sama selama beberapa minggu terakhir, dan setelan "MCP alt" yang diterima untuk penerbangan ini. Flightradar24 telah menghapus data ketinggian yang keliru untuk menunjukkan gambaran jalur penerbangan yang lebih jelas.
Penyebab kecelakaan belum jelas. Reuters mewartakan, saat penerbangan berlangsung, cuaca terpantau cerah.
Peristiwa kecelakaan pesawat hari Minggu kemarin adalah kecelakaan udara paling mematikan di Nepal sejak 1992. Database Jaringan Keselamatan Penerbangan menunjukkan lebih dari 30 tahun lalu Airbus A300 Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukit saat mendekati Kathmandu, menewaskan 167 orang di dalamnya.
Hampir 350 orang tewas sejak tahun 2000 dalam kecelakaan pesawat atau helikopter di Nepal. Negara itu merupakan rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest.
Perubahan cuaca yang tiba-tiba dapat menyebabkan kondisi berbahaya. Uni Eropa telah melarang maskapai penerbangan Nepal dari wilayah udaranya sejak 2013, dengan alasan masalah keamanan.
Baca di sini untuk berita selengkapnya.