TEMPO.CO, Jakarta - Penerbangan Yeti Airlines 691 atau YT691 jatuh ke ngarai dekat Pokhara, Nepal, pada Ahad, 15 Januari 2023. Sedikitnya 68 orang tewas. Musibah ini tercatat sebagai kecelakaan udara terburuk dalam tiga dekade di Nepal.
Secara kronologis, Flightradar 24 menjelaskan pesawat naas tersebut terbang dari Kathmandu ke bandara internasional yang baru Pokhara, yang dibuka pada bulan ini. YT691 dioperasikan oleh ATR 72-500, terdaftar 9N-ANC. Burung besi ini awalnya dikirim pada 2007 dan diakuisisi oleh Yeti Airlines pada 2019.
Yeti Airlines 691 berangkat dari Kathmandu pada pukul 04:47 UTC (Waktu Universal Terkoordinasi). Receivers Flightradar24 mengumpulkan data posisi dari pesawat hingga pukul 5:05. Sinyal terakhir diterima dari pesawat pada pukul 5:12 di ketinggian 2875 ft AMSL. Ketinggian Bandara Pokhara sekitar 2700 kaki AMSL.
Transponder pada Yeti Airlines atau 9N-ANC, yang jatuh di Pokhara, Nepal, Minggu, 15 Januari 2023, mengirimkan data ketinggian dan kecepatan yang salah. Sumber: Flightradar24
Baca juga: 41 Tahun Lalu Bob Marley Meninggal, No Woman No Cry Masih Berkumandang
Sepanjang penerbangan, transponder pada Yeti Airlines mengirimkan data ketinggian dan kecepatan yang salah. Perubahan ketinggian yang cepat yang ditunjukkan pada grafik di atas — seperti yang dicatat oleh warna yang berbeda di jalur, menunjukkan nilai yang salah tersebut.
Penerbangan berhenti mengirimkan data posisi 7 menit sebelum data terakhir dari pesawat diterima. Pesawat terus mengirimkan data ketinggian, kecepatan, dan perpanjangan Mode S hingga pukul 5:12.
Berdasarkan data ADS-B granular — beberapa frame per detik, serta data historis dari pesawat serupa lainnya yang mengoperasikan rute yang sama selama beberapa minggu terakhir, dan setelan "MCP alt" yang diterima untuk penerbangan ini. Flightradar24 telah menghapus data ketinggian yang keliru untuk menunjukkan gambaran jalur penerbangan yang lebih jelas.
Penyebab kecelakaan belum jelas. Reuters mewartakan, saat penerbangan berlangsung, cuaca terpantau cerah.
Altitude jalur penerbangan Yeti Airlines yang jatuh di Pokhara, Nepal, Minggu, 15 Januari 2023. Sumber: Flightradar24
Peristiwa kecelakaan pesawat hari Minggu kemarin adalah kecelakaan udara paling mematikan di Nepal sejak 1992. Database Jaringan Keselamatan Penerbangan menunjukkan lebih dari 30 tahun lalu Airbus A300 Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukit saat mendekati Kathmandu, menewaskan 167 orang di dalamnya.
Hampir 350 orang tewas sejak tahun 2000 dalam kecelakaan pesawat atau helikopter di Nepal. Negara itu merupakan rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest.
Perubahan cuaca yang tiba-tiba dapat menyebabkan kondisi berbahaya. Uni Eropa telah melarang maskapai penerbangan Nepal dari wilayah udaranya sejak 2013, dengan alasan masalah keamanan.
Evakuasi Berlanjut
Ratusan petugas penyelamat menjelajahi lereng bukit tempat pesawat yang membawa 72 orang dari ibu kota Kathmandu itu jatuh. Petugas pada larut malam menghentikan operasi pencarian hari itu, dengan mengatakan akan dilanjutkan pada Senin, 16 Januari 2023.
Tayangan TV lokal sebelumnya menunjukkan petugas penyelamat berjuang di sekitar bagian pesawat yang rusak. Beberapa tanah di dekat lokasi kecelakaan hangus, dengan jilatan api yang terlihat.
Menteri Keuangan Nepal Bishnu Paudel menyatakan kepada wartawan, pemerintah telah membentuk sebuah panel untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu dan diperkirakan akan melaporkannya dalam waktu 45 hari.
Badan investigasi kecelakaan udara Prancis BEA mengatakan akan berpartisipasi dalam penyelidikan penyebab kecelakaan itu dan berkoordinasi dengan semua pihak lain yang terlibat.
Otoritas Penerbangan Sipil Nepal menyebut, mereka yang berada di dalam pesawat ATR 72 bermesin ganda itu termasuk tiga bayi dan tiga anak.
Sedangkan penumpang WNA dalam penerbangan itu di antaranya lima warga India, empat warga negara Rusia dan satu dari Irlandia, dua warga negara Korea Selatan, satu warga Australia, satu orang Prancis, dan satu lainnya dari Argentina.
REUTERS | FLIGHTRADAR24
Baca juga: Polda Metro Jaya Tangkap Produsen Vape Mengandung Sabu, Ada Alkohol Rasa Kopi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.