TEMPO.CO, Jakarta - Constantine II, mantan dan raja terakhir Yunani, yang memenangkan medali emas Olimpiade sebelum terjerat dalam politik negaranya yang bergejolak pada 1960-an sebagai raja, telah meninggal dunia. Dia mangkat dalam usia 82 tahun.
Baca juga: Sebut Yunani Lebih Baik Dikuasai Jerman, Menteri Jerman Dikecam
Dokter di Rumah Sakit swasta Hygeia di Athena mengkonfirmasi kepada The Associated Press bahwa Constantine meninggal Selasa malam setelah dirawat di unit perawatan intensif, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut menunggu pengumuman resmi.
Dia meninggalkan istrinya, mantan Putri Anne-Marie dari Denmark yang juga adik bungsu Ratu Margrethe II; lima anak, Alexia, Pavlos, Nikolaos, Theodora dan Philippos; dan sembilan cucu.
Ketika dia naik tahta sebagai Constantine II pada 1964 dalam usia baru 23 tahun, Constantine menjadi sangat popular. Namun, peraih medali emas Olimpiade dalam cabang layar itu pada tahun berikutnya menyia-nyiakan sebagian besar dukungan itu dengan keterlibatan aktifnya dalam intrik yang menjatuhkan pemerintahan Persatuan Pusat terpilih Perdana Menteri George Papandreou.
Episode yang melibatkan pembelotan dari partai yang berkuasa dari beberapa anggota parlemen, yang masih dikenal luas di Yunani sebagai “kemurtadan”, menggoyahkan tatanan konstitusional dan menyebabkan kudeta militer pada 1967. Constantine akhirnya berselisih dengan penguasa militer dan diasingkan ke luar negeri.
Diktator Yunani menghapus monarki pada 1973, sementara referendum setelah demokrasi dipulihkan pada 1974 memupus harapan Constantine akan pernah memerintah lagi.
Constantine yang merupakan kemenakan Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II dari Inggris, dalam beberapa dekade kemudian hanya melakukan kunjungan singkat ke Yunani. Namun, dia dapat menetap lagi di negara asalnya di tahun-tahun terakhirnya ketika menjadi sosok yang relatif tidak kontroversial.