TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyoroti situasi yang terjadi di Myanmar berdampak pada sulitnya penanganan pengungsi Rohingya. Myanmar saat ini tengah dilanda krisis dampak dari kudeta oleh junta militer hampir dua tahun lalu.
"Penyelesaian masalah Rohingya menjadi lebih sulit dengan situasi Myanmar saat ini. Isu Rohingya tidak akan dapat diselesaikan jika akar masalah di Myanmar tidak diselesaikan," kata Retno saat pernyataan pers tahunan menteri luar negeri di Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023.
Sejumlah anak-anak pengungsi suku Rohingya yang terdampar di pesisir pantai Kuala Gigieng saat didata oleh petugas Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di UPTD Dinas Sosial Aceh Rumoh Seujahtera Beujroh Meukaya Ladong, Aceh Besar, Aceh, Ahad, 8 Januari 2023. Sebanyak 184 orang pengungsi suku Rohingya asal Myanmar yang terdiri dari 69 laki-laki, 75 wanita dan 40 anak-anak ditampung sementara di UPTD Dinas Sosial Aceh Rumoh Seujahtera Beujroh Meukaya Ladong. ANTARA /Irwansyah Putra
Sebelumnya diwartakan Kantor Berita Antara ada ratusan pengungsi Rohingya kembali terdampar di kawasan pantai Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, akhir pekan lalu. Mereka mendarat dari satu kapal nelayan. Kedatangan mereka pertama kali diketahui oleh warga setempat.
Saat menyampaikan pernyataan tahunan menteri luar negeri, Retno mencatat, dalam tiga bulan terakhir, Indonesia menerima tambahan 644 pengungsi Rohingya. Ini menjadikan total migran etnis Rohingya yang terdaftar di Indonesia menjadi 1.500 orang.
Baca juga: 10 Destinasi Wisata Unggulan di Brunei Darussalam
Dalam laporan terpisah, sebanyak 29 imigran Rohingya kembali kabur dari tempat penampungan sementara di bekas Kantor Imigrasi setempat di Desa Ulee Blang Mane, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe. Mereka kabur secara bertahap dengan rincian sebanyak 24 orang pada Selasa dan lima lainnya pada Rabu.
Sampai hari ini, pengungsi Rohingya yang masih tersisa di tempat penampungan bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe itu tinggal 146 orang, dari total 229 orang. Artinya yang 83 orang keluar secara tidak resmi dari tempat tersebut.
United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Perwakilan Indonesia mengingatkan para imigran Rohingya, khususnya di Aceh, untuk tidak melakukan perjalanan tidak resmi karena bisa membahayakan mereka sendiri.
"Kami juga lakukan sosialisasi kepada mereka (pengungsi Rohingya, red.) agar tidak melakukan perjalanan yang membahayakan nyawa mereka," kata Legal Associate UNHCR Indonesia Diovio Alfath di Aceh Besar, Selasa.
Mengenai masalah krisis Myanmar, Indonesia akan tetap mendorong penyelesaian konflik dengan mekanisme ASEAN, konsensus lima poin. Sebagai ketua blok Asia tenggara tahun ini, Indonesia bakal mengupayakan dialog dengan semua kepentingan di Myanmar.
DANIEL A. FAJRI | ANTARA
Baca juga : Menaker Ajak Delegasi G20 Terapkan Gotong Royong
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.