TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan di Iran telah menjatuhkan hukuman total 40 tahun penjara kepada seorang warga negara Belgia, puluhan cambukan, dan denda atas tuduhan mata-mata dan lainnya. Sebelum hukuman final dijatuhkan, Olivier Vandecasteele yang merupakan seorang pekerja di lembaga donor, menerima hukuman pendahuluan atas empat dakwaan, menurut kantor berita resmi pengadilan Iran.
Baca: Putri Eks Presiden Iran Divonis 5 Tahun Penjara karena Demo Mahsa Amini
Untuk dua dakwaan utama, yaitu menjadi mata-mata badan intelijen asing dan bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat yang bermusuhan dengan Republik Islam, dia menerima 12,5 tahun penjara. Untuk penyelundupan mata uang asing profesional sebesar US$ 500.000, Vandecasteele dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara, hukum cambuk sebanyak 74 kali, serta denda US$ 1 juta.
Terakhir, dia dinyatakan bersalah atas pencucian uang dari yang dituduh diselundupkan. Pengadilan Revolusi Teheran memutuskan menjatuhkan hukuman penjara 12,5 tahun.
Vandecasteele, 41, telah dipenjara di Iran sejak Februari tahun lalu. Keluarganya mengatakan bulan lalu bahwa dia menerima hukuman penjara 28 tahun.
Pekan lalu, situs berita Tasnim mengutip sumber tanpa nama yang mengklaim dia memasuki Iran dengan kedok upaya kemanusiaan. Padahal tujuan Vandecasteele adalah menjadi mata-mata pemerintah AS yang bermusuhan dengan Iran. Ia juga dituduh mendistribusikan uang kepada kelompok yang aktif di bidang anti-keamanan.
Vandecasteele membantah semua tuduhan itu. Otoritas Belgia sebelumnya mengutuk penahanan Vandecasteele dan menyebutnya ilegal.
Teheran telah dituduh memenjarakan orang asing dan berkewarganegaraan ganda untuk digunakan sebagai alat tawar-menawar politik. Tuduhan itu telah dibantah oleh Iran.
Hubungan antara Iran dan Belgia semakin memburuk menyusul penangkapan seorang diplomat Iran, Asadollah Assadi, pada 2018. Dia dituduh memimpin rencana pengeboman di Prancis.
Hubungan Iran dan Barat makin merenggang sejak protes meletus di seluruh Iran pada pertengahan September setelah kematian Mahsa Amini. Perempuan Kurdi ini ditangkap oleh polisi moralitas Iran karena diduga tidak mematuhi aturan berpakaian wajib bagi perempuan dan selanjutnya. Ia meninggal dalam tahanan polisi. Teheran dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi satu sama lain.
Simak: Ditangkap di Jerman, Pria Iran Diduga Rencanakan Teror Senjata Biologis
AL JAZEERA