TEMPO.CO, Jakarta -Wali Kota Newport News, Virginia, Philip Jones menyebut insiden penembakan di sekolah yang melibatkan seorang anak berusia 6 tahun harus menjadi peringatan bagi Amerika Serikat. Peristiwa itu telah menyebabkan seorang guru sekolah dasar terluka parah.
Baca juga: Penembakan di AS Terjadi Lagi, Murid SD Umur 6 Tahun Tembak Guru di Kelas
"Ini adalah bendera merah untuk negara. Saya pikir setelah peristiwa ini, akan ada diskusi nasional tentang bagaimana hal-hal semacam ini dapat dicegah," kata Jones, Sabtu, 8 Januari 2022 seperti dilansir The New York Post.
Bocah laki-laki tersebut, yang identitasnya belum bisa dibeberkan karena usia di bawah umur, menembak guru Abby Zwerner di sebuah ruang kelas di Richneck Elementary School. Anak berusia 6 tahun itu ditangkap setelah penembakan, meskipun undang-undang Virginia tidak mengizinkan anak-anak semuda itu untuk diadili sebagai orang dewasa.
Anak laki-laki itu juga belum cukup umur untuk ditahan di Departemen Kehakiman Anak jika dia dinyatakan bersalah. Namun, NY Post mengutip Associated Press mewartakan, seorang hakim dapat menempatkan anak laki-laki itu di Departemen Layanan Sosial dan mencabut hak asuh orang tuanya.
Baca Juga:
Jones mengatakan Zwerner tetap dirawat di rumah sakit, tetapi kondisinya mulai membaik.
Polisi Newport News juga mengeluarkan pernyataan Sabtu yang mengatakan kepala departemen, Steve Drew, bertemu dengan guru tersebut yang saat ini dalam kondisi stabil. Zwerner, yang sekarang dielu-elukan sebagai pahlawan, dilarikan ke Pusat Medis Regional Riverside dengan luka yang mengancam jiwa setelah penembakan itu.
Pihak berwenang belum merinci tentang apa yang terjadi sebelum penembakan. Namun, selama konferensi pers Jumat, Drew mengatakan bahwa insiden itu disengaja. “Itu terjadi di ruang kelas, dan terjadi perkelahian,” kata Drew.
Inspektur Newport News School George Parker mengatakan sekolah akan ditutup setidaknya hingga Senin karena harus menangani kesehatan mental staf dan siswa kami.
“Saya tidak bisa mengontrol akses ke senjata. Guru saya tidak bisa mengontrol akses ke senjata. Siswa kami mendapat pelajaran tentang kekerasan senjata dan apa yang dapat dilakukan senjata akan mengganggu tidak hanya lingkungan pendidikan tetapi juga keluarga dan komunitas," kata Parker.
Baca juga: Penembakan di Amerika Terjadi Lagi, Pelakunya Ditembak Mati Remaja Pengunjung Mal
NEW YORK POST