TEMPO.CO, Jakarta - Seorang tahanan tewas dan lebih dari 60 orang terluka setelah kerusuhan pecah di penjara Myanmar di sebelah barat Yangon, menurut Junta Myanmar pada Sabtu, 7 Januari 2023. Myanmar berada dalam kekacauan sejak pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta militer pada Februari 2021. Penggulingan Aung San Suu Kyi mengakhiri periode singkat demokrasi negara Asia Tenggara itu.
Baca: Junta Myanmar Rayakan 75 Tahun Kemerdekaan, 7 Ribu Tahanan Dibebaskan
Kerusuhan di penjara di Pathein dimulai setelah penjaga menyita ponsel dari seorang narapidana pada Kamis malam dan mengambil tindakan disipliner, menurut junta dalam sebuah pernyataan. Sekitar 70 tahanan melarikan diri dari sel mereka dan merusak properti pada Jumat pagi.
Tahanan menggunakan tongkat, batu bata dan potongan semen untuk menyerang pasukan keamanan. Pihak berwenang mencoba untuk mengendalikan situasi tetapi negosiasi gagal sehingga mereka menggunakan kekerasan. "Pihak berwenang menembakkan senjata untuk membubarkan massa dan mengendalikan kerusuhan," kata pernyataan itu.
Junta mengatakan seorang tahanan tewas di tengah kerusuhan tersebut. Sebanyak 63 narapidana, dua polisi dan sembilan penjaga terluka. Media lokal menggambarkan narapidana yang meninggal itu sebagai tahanan politik dan sedangkan BBC Burma menyatakan korban tewas terkait dengan tuduhan terorisme. Junta mulai menyelidiki insiden tersebut.
Pekan lalu, Junta Myanmar mengumumkan akan membebaskan lebih dari 7.000 tahanan untuk memperingati 75 tahun kemerdekaan Myanmar dari Inggris. Lebih dari 2.700 orang tewas sejak militer merebut kekuasaan dan lebih dari 13.000 orang ditahan sebagai bagian dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menurut kelompok pemantau lokal.
Pada Juli tahun lalu rezim mengeksekusi empat tahanan termasuk mantan anggota parlemen Phyo Zeya Thaw dan aktivis demokrasi Kyaw Min Yu atau lebih dikenal sebagai Jimmy. Pengenaan hukuman mati ini adalah yang pertama di Myanmar sejak 30 tahun terakhir dan memicu kecaman di seluruh dunia. Human Rights Watch mengatakan penjara Myanmar terkenal dengan kekerasan dan dugaan penyiksaan.
Simak: Aung San Suu Kyi Kembali Divonis 7 Tahun Penjara, Total Hukuman 33 Tahun Bui
MALAY MAIL