TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mendapat pekerjaan baru. Dia direkrut menjadi seorang profesor di Universitas Kolombia di New York dan akan mengajar mahasiwa – mahasiswi untuk mata kuliah hubungan masyarakat (Humas) dan politik dunia, di mana subjek ini sesuai dengan perjalanan karir Clinton.
Clinton tercatat pernah mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat, namun gagal. Presiden Universitas Kolombia Lee C. Bollinger mengumumkan soal diterimanya Clinton di kampus tersebut pada Kamis, 5 Januari 2023, dengan menyebut mantan politikus teresbut akan ditunjuk sebagai profesor bidang praktik di School of International and Public Affairs, Universitas Kolombia. Clinton akan mulai mengajar Februari 2023.
“Dia (Clinton) akan mengajar sejumlah mata kuliah khususnya yang fokus pada politik global dan kebijakan serta mendukung para pemimpin perempuan,” kata Bollinger.
Baca juga: Alasan Hillary Clinton Memilih Pakai Setelan Celana dan Tinggalkan Rok
Columbia's commitment to educating the next generation of policy leaders—and helping to address some of the world's most pressing challenges—resonates personally with me. Thrilled to join this community. https://t.co/MweRONBKsX
— Hillary Clinton (@HillaryClinton) January 5, 2023
Menurutnya, Clinton juga akan menjabat sebagai rekan presiden di Columbia World Projects dengan fokus energi terbarukan dan meningkatkan sejumlah upaya untuk efektivitas hubungan perempuan dan kalangan usia muda. Clinton pun ikut berkomentar atas pekerjaan barunya ini melalui media sosial.
“Membantu mengatasi sejumlah tantangan dunia dan komitmen untuk mengedukasi generasi berikutnya soal kebijakan pemimpin. Senang bergabung dengan komunitas ini,” kata Clinton.
Clinton adalah politikus dari Partai Demokrat. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat periode 2009 dan 2013 di bawah kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Sebelumnya, dia juga pernah menjabat sebagai anggota senat mewakili New York dan menjadi ibu negara mendampingi suaminya Bill Clinton yang menjadi Presiden Amerika Serikat pada 1990-an.
Sumber RT.com
Baca juga: Alasan Taliban Larang Wanita Afghanistan Kuliah: Berpakaian Seperti Akan ke Pesta
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.