Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Apa Itu Xenofobia

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Sejumlah mahasiswa melakukan teatrikal saat demo menolak RPP Pengamanan Produk Tembakau di Jalan Pahlawan Semarang, (31/5). Mahasiswa menilai peringatan hari anti tembakau merupakan agenda terselubung pihak asing yang berusaha menghancurkan jutaan petani tembakau, buruh rokok dan usaha tembakau di Indonesia. Tempo/Budi Purwanto)
Sejumlah mahasiswa melakukan teatrikal saat demo menolak RPP Pengamanan Produk Tembakau di Jalan Pahlawan Semarang, (31/5). Mahasiswa menilai peringatan hari anti tembakau merupakan agenda terselubung pihak asing yang berusaha menghancurkan jutaan petani tembakau, buruh rokok dan usaha tembakau di Indonesia. Tempo/Budi Purwanto)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Istilah xenofobia berasal dari gabungan dua kata Yunani. Kata “Xenos” yang berarti asing atau tamu dan kata “phobos” berarti fobia atau takut. Menurut Merriam Webster, xenofobia didefinisikan sebagai ketakutan atau kebencian terhadap orang asing atau apapun yang dianggap aneh dan belum dikenali. 

Baca : Trending Bersama Jisoo Blackpink, Apa Itu Xenophobia?

George Makari, seorang sejarawan dan psikiatri di Weill Cornell Medical College berpendapat istilah xenofobia muncul pertama kali pada 1880-an. Ini digambarkannya sebagai cara berpikir gelombang pertama globalisasi. Sekaligus, menjadi konsep budaya populer seiring nasionalisme Barat, kolonialisme, dan genosida. 

Kebangkitan Xenofobia

Makari dalam bukunya Of Fear and Strangers: A History of Xenophobia mencatat kebangkitan konsep xenofobia dimulai dari penyalahgunaannya yang menyimpang hingga penyebarannya sebagai prinsip etis setelah Holocaust. Secara tiba-tiba xenofobia muncul kembali pada abad ke-21. 

Dia lantas melakukan penyelidikan terhadap evolusi xenofobia yang merujuk pada sejumlah tokoh dan filsuf. Di antaranya, Joseph Conrad, Albert Camus dan Richard Wright, dan inovator seperti Walter Lippmann, Sigmund Freud, Jean-Paul Sartre, Simone de Beauvoir dan Frantz Fanon. 

Pada tahun 1900, Makari menemukan sebuah surat kabar Prancis melaporkan tentang gerakan xenofobia yang tidak menyenangkan di Shanghai. Tiga hari kemudian, calon Perdana Menteri Prancis Georges Clemenceau menggunakan istilah tersebut. Surat kabar Prancis segera menyebarkan gagasan bahwa xenofobia tidak tercipta di China. 

Di awal tahun tersebut pula, xenofobia berevolusi menjadi alat biololitik yang kuat terkait sains dan ras ketika bangsa Barat mulai melakukan gerakan kolonialisme. Istilah itu mendefinisikan siapa yang "primitif" dan siapa yang "beradab". Diskriminasi terhadap imigran atau minoritas tidak didasarkan pada gagasan kuno bahwa 'orang asing adalah musuh saya'. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Xenofobia menjadi kebijakan resmi negara ketika Nazi naik ke tampuk kekuasaan di Jerman pada tahun 1930-an. Hitler membungkus ke dalam ideologi kebajikan "memperlakukan minoritas seperti budak, atau menemukan cara untuk merampas dan melenyapkan mereka." 

Dengan demikian, kata xenofobia, menurut Makari, cukup kokoh—cukup luas dan cukup spesifik—untuk merangkul manifestasi kebencian asing seperti etnosentrisme, ultranasionalisme, rasisme, misogini, seksisme, anti-Semitisme, homofobia, transfobia, dan Islamofobia. Kata xenophobia mungkin cukup, menurutnya, tidak sedikit karena itu bukan "istilah klasik kuno".  

HARIS SETYAWAN
Baca juga : Awas, Kejahatan Kebencian Bisa Berujung Fatal

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

17 jam lalu

Alipay Wallet. REUTERS
Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.


Cara dan Syarat Kerja Legal bagi Orang Asing di Indonesia

1 hari lalu

Ketahui cara dan syarat kerja legal bagi orang asing di Indonesia. Pastikan Anda memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan. Ini ulasannya. Foto: Canva
Cara dan Syarat Kerja Legal bagi Orang Asing di Indonesia

Ketahui cara dan syarat kerja legal bagi orang asing di Indonesia. Pastikan Anda memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan. Ini ulasannya.


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

4 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

6 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 11 Juli 2022. Sumber: Biro Setpres
6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

Jokowi menginginkan adanya percepatan studi kelayakan trayek kereta cepat hingga Surabaya.


Mengenal Apa Itu Deportasi dan Tips Menghindarinya

7 hari lalu

Apa itu deportasi? Deportasi merujuk pada tindakan paksa mengeluarkan WNA dari wilayah negara. Berikut penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Deportasi dan Tips Menghindarinya

Apa itu deportasi? Deportasi merujuk pada tindakan paksa mengeluarkan WNA dari wilayah negara. Berikut penjelasan lengkapnya.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

8 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Macam Sertifikat Tanah yang Bisa Dimiliki Orang Asing di Indonesia

9 hari lalu

Warga menunjukkan sertifikat tanah yang telah diserahkan pemerintah saat Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada penyerahan sertifikat tanah di Bandung, Jawa Barat, Sabtu 3 Februari 2024. Presiden menyerahkan 3.000 sertifikat hak milik (SHM) atas tanah hasil program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) kepada masyarakat di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.  ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Macam Sertifikat Tanah yang Bisa Dimiliki Orang Asing di Indonesia

Penting bagi WNA untuk mengetahui hak atas tanah dan macam sertifikat tanah yang bisa dimiliki orang asing di Indonesia. Ini penjelasannya.


Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

10 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

14 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

17 hari lalu

Calon pemudik bersiap naik kereta menuju kampung halaman mereka untuk merayakan Tahun Baru Imlek, di Stasiun Yantai, Shandong, Cina, Ahad, 20 Januari 2019. chinadaily.com
Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

Di China, tradisi mudik tidak hanya berlangsung saat Lebaran, melainkan terjadi pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.