TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Perdana Menteri Rusia Andrey Belousov optimis ekonomi Rusia pada 2023 akan lebih mudah dibanding 2022. Pada 2022, ekonomi Rusia dikacau oleh sanksi-sanksi dari negara-negara Barat, di mana kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam wawancaran dengan stasiun televisi Russia 24 pada pekan ini, Belousov mengatakan Rusia sudah berhasil mengendalikan diri melalui periode – periode yang paling sulit dari krisis saat ini. Kendati ada prediksi bakal ada penurunan yang cukup parah, seperti penurunan aktivitas ekonomi yang sebenarnya lebih sedikit dari proyeksi awal.
“Kami sangat yakin pada 2023, jika tidak ada hal siginifikan yang terjadi, maka secara alami akan lebih mudah ketimbang 2022. Kami tidak melihat ada masalah yang fatal di sini,” kata Belousov.
Andrey Belousov [TASS]
Baca juga:Tony Blair Berharap Vladimir Putin Mau Merangkul Nilai-nilai Barat
Belousov juga memperkirakan pertumbuhan GDP Rusia pada 2023 mungkin akan mendekati nol, walaupun proyeksi resmi mengindikasikan penurunan hanya di bawah 1 persen.
“Tentu saja pada tahun depan kami tidak akan mampu memperlihatkan pertumbuhan GDP 3 persen, kemungkinan besar lebih rendah dari itu. Saya rasa akan sekitar nol,” kata Belousov.
Sedangkan Kementerian Ekonomi Rusia bidang pengembangan memproyeksi GDP Rusia turun sebanyak 2,9 persen pada 2022 dan 0,8 persen pada 2023. Ada pun Bank Sentral Rusia memproyeksi penurunan GDP pada 2022 sekitar 3,0 persen – 3,5 persen dan 1 persen – 4 persen pada 2023.
Sebelumnya pada Rabu, 28 Desember 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin meyakinkan akan terus mempromosikan pengembangan perusahaan modern berteknologi tinggi dan menciptakan kondisi yang nyaman bagi investor untuk bekerja di Rusia.
Sebuah studi yang dilakukan McKinsey memperlihatkan iklim bisnis di Rusia telah mengalami kemajuan walau dihambat serangkaian sanksi dari negara-negara Barat. Separuh dari perusahaan-perusahaan Rusia melaporkan mereka mencetak kemajuan dan diperkirakan tiga perempat perusahaan di Rusia akan membaik pada 2023. Dengan begitu, ini bisa menjadi indikasi adanya sentimen pemulihan pada ekonomi Rusia.
Sumber: RT.com
Baca juga: Kazakhstan Berharap Kerja Sama dengan Indonesia Makin Erat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.