TEMPO Interaktif, Naypyitaw, Burma: Burma tampaknya akan serius mengadakan Pemilu 2010.
Dalam suatu upacara militer untuk memperingati hari angkatan bersenjatan Burma,Jumat (27/3) pekan lalu, di ibukota baru Burma yang tertutup, Naypyitaw, Senior Jendral Than Shwe, mengatakan, bahwa pemerintah akan melaksanakan rencana Pemilu 2010 dan meminta partai-partai untuk mempersiapkan diri ikut membangun apa yang dia sebut sebagai 'demokrasi yang dewasa.'
Sesuai kebiasaan, acara peringatan hari militer itu diisi dengan parade militer yang tertutup bagi masyarakat Burma sendiri. Acara diadakan di ibukota Naypyitaw yang juga sulit diakses. Para diplomat asing juga tidak bisa leluasa pergi ke wilayah ini. Para diplomat asing yang ingin berkunjung, biasanya akan dijemput dengan kendaraan militer dari kota terdekat Pyanmana, yang masih berjarak sekitar 10 km dari pusat kota.
Di depan parade 13.000 militer, Than Shwe (76) memberikan pidatonya selama 17 menit yang disiarkan oleh televisi nasional. Dalam pidato itu, Than Shwe berpesan agar semua partai politik yang terlibat tidak melakukan kampanye yang menghasut dan dapat mendorong kerusuhan, tidak menyerang orang lain secara pribadi, dan tidak menyerang partai politik lain. Sampai sekarang belum diketahui, partai-partai politik apa saja yang akan diperbolehkan mengikuti pemilu itu nanti.
Junta menganggap bahwa proses pemilu itu nanti akan menjadi 'langkah terakhir' dari apa yang mereka sebut sebagai 7 langkah 'roadmap to democracy' yang diharapkan akan memperbaiki situasi politik di Burma, setelah lebih dari dua dekade dikuasai junta militer yang buruk.
Banyak pihak yang masih menyangsikan niat junta militer Burma untuk melaksanakan pemilu ini, karena sampai saat ini belum pernah diumumkan kapan pemilu akan diadakan, siapa dan partai apa yang akan diperbolehkan ikut dalam pemilu, bahkan undang-undang pemilu yang akan menjadi standar acuan pelaksaaan pemilu itu, sampai saat ini juga belum pernah diumumkan.
Burma dikuasai junta militer sejak tahun 1962.
Sehabis terjadinya peristiwa bentrokan berdarah antara mahasiswa dengan tentara pada tahun 1988, kemudian diadakan Pemilu tahun 1990 yang dimenangkan oleh partai National League Democratic (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyii yang kemudian tidak diakui oleh junta.
Suu Kyi penerima hadiah nobel perdamaian, saat ini berada dalam status tahanan rumah di Rangoon, ibukota lama Burma, yang sudah dijalaninya selama 13 tahun dari 19 tahun dalam status tahanan politik.
Para aktivis hak asasi manusia internasional telah mendesak kepada junta militer agar melepaskan semua tahanan politik yang saat ini diperkirakan berjumlah sekitar 3000 orang, sebelum proses pemilu dimulai.
Hari militer Burma tanggal 27 Maret merupakan hari peringatan Burma lepas dari penjajahan militer Jepang tahun 1945.
AP l WAHYUW