TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara menuding China tidak mengungkapkan data kasus Covid-19 setelah mengubah kebijakan nol-Covid dan mencabut pembatasan secara mendadak.
Banyak yang meragukan rendahnya angka kasus harian positif dan kematian akibat Covid-19 di China. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, pemerintah Tiongkok mengumumkan jumlah kematian hanya satu orang per hari.
Menanggapi tudingan itu, Ketua Dewan Pakar Tanggap COVID-19 Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Liang Wannian, mengatakan, bahwa dalam perspektif kesehatan masyarakat, sangat sulit menentukan penyebab kematian secara akurat pada tahap awal penularan
Menurut dia, jumlah kematian merupakan data penting untuk menentukan bagaimana penyakit tersebut mampu merusak kesehatan dan menghilangkan nyawa warga.
"Periode sekarang ini, kami harus memprioritaskan pencegahan kasus parah dan kasus kematian. Hal ini juga untuk menyesuaikan target pencegahan yang mengutamakan pada pencegahan kematian," ujarnya dalam jumpa pers di Beijing, Kamis, 29 Desember 2022.
Dalam beberapa hari terakhir, China digambarkan sedang kewalahan menghadapi kasus Covid-19 yang menimbulkan banyak kematian.
China dituduh mengabaikan maraknya kasus-kasus kematian, terutama sejak NHC memutuskan tidak lagi mempublikasikan data kasus harian Covid-19, termasuk angka kematian sejak Minggu lalu.
Jiao Yahui, pejabat NHC lain, menyebutkan ada dua standar internasional dalam menentukan kasus kematian akibat Covid-19.
Pertama, orang yang terinfeksi virus corona dengan hasil tes PCR positif dan meninggal karena kegagalan sistem pernapasan akibat Covid-19.
Kedua, orang yang meninggal dalam jangka 28 hari setelah terinfeksi virus corona.
China mengadopsi standar pertama sejak 2020, kata Jiao.
Dalam mengumumkan kasus kematian akhir-akhir ini, China membaginya dalam dua kategori: kematian pasien Covid-19 yang murni disebabkan oleh infeksi virus corona dan kematian pasien Covid-19 akibat penyakit bawaannya.
Tampaknya pasien Covid dengan riwayat komorbid yang meninggal, tidak dikategorikan sebagai meninggal karena Covid-19.
China secara konsisten memegang standar ilmiah dalam mengidentifikasi kasus kematian akibat virus corona dan standar tersebut berlaku secara internasional, kata Jiao.
Rumah-rumah sakit pun telah diinstruksikan untuk menyelamatkan nyawa pasien tanpa memandang penyebab keparahan penyakitnya. "Semua kematian yang disebabkan oleh virus corona akan dilaporkan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Jiao seperti dikutip media lokal.