TEMPO.CO, Beijing -Setelah sempat disebut mengalami penurunan, kasus Covid-19 secara nasional di China kembali melonjak mulai November 2022. Jumlahnya mencapai 28.127 kasus perhari atau hampir mendekati puncak kasus pada April 2022. Dari jumlah tersebut, separuhnya merupakan kasus di Guangzhou dan Chongqing.
Sejumlah Fakta Tsunami Covid-19 di China
1. Penyebab lonjakan kasus virus Corona di China
Melonjaknya kasus Covid-19 di China diduga karena pencabutan kebijakan ultra-ketat di negara itu. Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) yang berbasis di AS memperkirakan angka kematian Covid-19 di Cina tahun depan bisa menembus 1 juta orang. Bahkan, andai kebijakan itu dicabut lebih awal, misalnya pada 3 Januari 2022, 250 ribu orang di Cina akan meninggal.
2. WHO: Lonjakan kasus di China terjadi sebelum pelonggaran aturan
Direktur bidang Kedaruratan WHO Mike Ryan melihat ledakan kasus Covid-19 di Cina terjadi sebelum Pemerintah memutuskan melonggarkan aturan Covid-19. Dengan kata lain, menurut WHO, penyebab lonjakan bukan karena pelonggaran aturan. Tetapi terjadi karena pengendalian virus di negara itu tidak menghentikan sebaran.
Baca : Australia Tak Wajibkan Turis Asal China Tes Covid-19
“Virus ini menyebar dengan cepat karena saya yakin pengendalian Covid-19 ini tidak menghentikan penyakit itu (Covid-19),” kata Ryan.
3. Rumah duka disebut kewalahan mengatasi lonjakan permintaan pemakaman
Rumah duka di seluruh ibu kota Cina, Beijing, kewalahan mengatasi lonjakan permintaan pemakaman dan kremasi. Belum jelas apakah disebabkan oleh meningkatnya jumlah kematian gara-gara Covid-19, tapi lonjakan permintaan itu terjadi di tengah melonjaknya kasus Corona.
Di Pusat krematorium terbesar di Beijing, Babaoshan, pada Minggu, 18 Desember 2022, terlihat ada sejumlah mobil jenazah terparkir di sana. Area parkir untuk kendaraan pribadi pun tampak penuh. Babaoshan adalah tempat kremasi yang paling terkenal di Cina yang menangani jenazah para pejabat tinggi Cina.
“Sekarang ini sulit untuk memesan mobil jenazah sehingga banyak sanak-saudara yang menggunakan kendaraan sendiri untuk mengantarkan jenazah keluarga mereka,” kata seorang pegawai di Babaoshan, yang tak mau dipublikasi identitasnya.
Jalanan kota-kota besar melompong...