Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

111 Tahun Naiknya Sun Yat Sen, Presiden China Paling Pertama

image-gnews
Sun Yat Sen. Foto : Wikipedia
Sun Yat Sen. Foto : Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Pada 29 Desember di tahun 1911 silam atau tepatnya 111 tahun lalu, Sun Yat Sen jadi Presiden Republik Tiongkok. Berkat kepemimpinannya mendorong pergerakan, di kemudian hari sosoknya dikenang sebagai Bapak Revolusioner China.

Profil Sun Yat Sen

Sun Yat Sen lahir Xiangshan, Guangdong, China Selatan pada 12 November 1866. Keluarganya hanyalah petani yang miskin. Tetapi Sun kecil telah berjiwa patriotik. Dia punya cita-cita luhur. Impiannya adalah membebaskan negeri dari tindasan bangsa Manchu dan imperialisme barat.

Sun menempuh pendidikan dokter di luar negeri. Tetapi, dalam suatu kesempatan dia pernah bilang, profesinya itu hanya alibi. Dia ingin menyentuh semua kalangan untuk menyebarkan pengaruhnya. Dia sadar, berjuang seorang diri melawan kekuasaan barat di Tanah Airnya hanya sia-sia.

Baca : Top 3 Dunia: Bapak Revolusi Cina sampai Rusia Tegur AS Soal Senjata Ukraina

Dikutip pelbagai sumber, pada 1884, Tiongkok di bawah Dinasti Manchu menyerahkan daerah Annam ke pihak Prancis. Tindakan itu telah menyulut api revolusi dalam diri Sun. Niatnya untuk merobohkan ketiranian dinasti penguasa semakin menjadi. Dia ingin segera menggulingkan monarki dan mendirikan negara republik.

Untuk mewujudkan cita-citanya, Sun Yat Sen lalu mendirikan partai Revive China Society. Dia meminta bantuan kepada kaum revolusioner yang ada di luar negeri melalui partainya itu. Sun menginisiasi pemberontakan perdana kaum revolusioner Cina dimulai pada 1899. Dia dibantu oleh partai-partai lain di Tiongkok. Namun upaya penggulingan dinasti berakhir gagal.

Kegagalan adalah awal keberhasilan. Begitulah kira-kira semboyan Sun. Kegagalan itu justru memicu dukungan dari banyak pihak. Baik dari bangsawan, mahasiswa, buruh maupun petani. Sun lalu melalang ke Jepang pada 1905 untuk meminta bantuan. Di sana, dia juga memperdalam ideologinya ihwal nasionalisme, demokrasi, dan perikehidupan.

Tak lama berselang, pemberontakan kaum revolusioner kembali terjadi terhadap Dinasti Qing. Kali ini lebih besar dari sebelumnya dan diberi nama Huizhou. Tapi kemenangan belum berpihak pada Sun. Pemberontakan itu masih belum membuahkan hasil. Butuh waktu enam tahun bagi kaum revolusioner untuk menguasai wilayah Wuchang dan merebut dua kota lainnya di Wuhan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itu terjadi setelah Sun menggalang dana, persenjataan, dan menambah pasukan di Amerika Serikat. Setelah bentrok dengan aparat Dinasti Qing, kaum revolusioner berhasil memukul mundur kekuasaan monarki di wilayah Wuhan tersebut. Kemenangan itu jadi pijakan awal keberhasilan Sun untuk merangsek tirani Manchu. Bahkan, momen tersebut sekaligus jadi awal hancurnya kedinastian Qing.

Pemberontakan terus berlanjut hingga puncaknya pada Desember 1911. Hingga akhirnya kaum revolusioner di bawah pimpinan Sun itu berhasil mewujudkan momentum nasional. Revolusi Tiongkok berhasil menggulingkan Dinasti Qing. Sun pun kemudian ditetapkan sebagai presiden pemerintahan sementara Republik China untuk pertama kali.

Momen pengangkatan Sun jadi presiden itu terjadi pada 29 Desember 1911. Tapi Sun tak lama jadi presiden. Dia menyadari dirinya tak cukup banyak andil dalam kemenangan revolusi. Oleh karenanya, Sun mundur setelah tiga bulan jadi presiden. Jabatan itu kemudian diserahkan kepada Yuan Shikai pada 10 Maret 1912.

Sun Yat Sen meninggal dunia pada usia 58 tahun. Berkat jasanya membebaskan rakyat Tiongkok atau China dari penindasan, Sun dikenang sebagai Bapak Revolusi China hingga sekarang.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga : Meski Tsunami Covid-19, Pelancong Asal China Bebas Masuk Filipina


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

15 jam lalu

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

Bambang Soesatyo mendukung rencana para pengusaha muda China yang tergabung dalam China International Youth Exchange Center dalam membangun kerjasama wirausahawan muda Indonesia - Tiongkok.


Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

1 hari lalu

Macau Tower atau Menara Macau. Unsplash.com/Chris Wu
Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah


6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

6 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 11 Juli 2022. Sumber: Biro Setpres
6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

Jokowi menginginkan adanya percepatan studi kelayakan trayek kereta cepat hingga Surabaya.


Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

9 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

14 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

14 hari lalu

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (kanan) tersenyum saat memasuki kamar di Hotel Shangri-la tempat mereka akan bertemu, di Singapura 7 November 2015. REUTERS/Joseph Nair
Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan


Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

16 hari lalu

Calon pemudik bersiap naik kereta menuju kampung halaman mereka untuk merayakan Tahun Baru Imlek, di Stasiun Yantai, Shandong, Cina, Ahad, 20 Januari 2019. chinadaily.com
Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

Di China, tradisi mudik tidak hanya berlangsung saat Lebaran, melainkan terjadi pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.


Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

21 hari lalu

ilustrasi panen durian (pixabay.com)
Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

Ekspor komoditas buah durian masih di bawah nanas dan pisang.


Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

21 hari lalu

Presiden terpilih Indonesia dan Menteri Pertahanan saat ini, Prabowo Subianto, kiri, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, melakukan pertemuan di kantor perdana menteri, di Tokyo, Jepang, Rabu, 3 April 2024. Eugene Hoshiko/Pool melalui REUTERS
Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto mengatakan kepada PM Jepang Fumio Kishida bahwa dia menginginkan keamanan dan kerja sama lebih dalam