TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin menolak proposal perdamaian yang diajukan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Kremlin mengajukan syarat agar Kyiv melepas empat wilayah Ukraina yang telah bergabung dengan Rusia.
Baca: Pria Australia Tewas dalam Perang di Ukraina, Jadi Korban Keempat
"Tidak ada rencana perdamaian untuk Ukraina yang tidak memperhitungkan realitas hari ini mengenai wilayah Rusia, dengan masuknya empat wilayah ke Rusia. Rencana yang tidak mempertimbangkan realitas ini tidak dapat damai," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu, 28 Desember 2022, seperti dilansir Reuters.
Rusia mendeklarasikan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia Ukraina sebagai bagian dari wilayahnya pada September setelah referendum yang dikecam oleh Ukraina dan negara-negara Barat. Rusia tidak sepenuhnya menguasai salah satu dari empat wilayah tersebut, sebab pertempuran di wilayah tersebut masih berlangsung.
Presiden Zelensky telah mempromosikan rencana yang memuat 10 butir langkah perdamaian, yang pertama kali dia umumkan pada bulan November. Dia mendiskusikannya antara lain dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Kyiv mendesak para pemimpin dunia untuk mengadakan KTT Perdamaian Global berdasarkan rencana tersebut.
Rencana tersebut menuntut penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina yang diakui secara internasional, yang berarti Rusia menyerahkan keempat wilayah yang diklaim telah dianeksasi, plus Krimea, yang direbutnya pada tahun 2014.
Kremlin telah berulang kali mengatakan terbuka untuk pembicaraan damai dengan Ukraina, tetapi tidak melihat keinginan untuk bernegosiasi dari pihak Kyiv.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan apa yang disebutnya operasi militer khusus pada Februari 2022, dengan misi menghabisi kaum nasionalis ekstrem demi melindungi warganya di Ukraina. Sebagai imbas invasi, Rusia dikecam dengan hebat oleh Barat yang memberlakukan sanksi ekonomi kepada Moskow.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov baru-baru ini memperingatkan Kyiv untuk menyerah jikalau perang Rusia Ukraina mau diselesaikan dengan cara damai. Dia menyalahkan "provokasi" negara-negara Barat atas agresinya ke Ukraina.
Simak: Bilateral Jerman dan Rusia Tak Akan Kembali Normal
REUTERS