TEMPO.CO, Jakarta - Peru telah menahan enam orang, termasuk tiga jenderal polisi, sebagai bagian dari penyelidikan atas tuduhan korupsi terhadap mantan Presiden Pedro Castillo. Penyelidikan atas Castillo, yang dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya awal bulan ini masih terus bergulir.
Baca juga: Peru Usir Dubes Meksiko Gara-gara Beri Suaka Istri Presiden Terguling
Gugus tugas antikorupsi di kantor jaksa agung pada Senin, 26 Desember 2022, menyatakan mereka melakukan "operasi besar-besaran" sebagai bagian dari penyelidikan atas tuduhan, bahwa pemerintah Castillo mengizinkan "promosi tidak teratur" untuk polisi dan perwira militer.
Tiga dari enam orang yang ditangkap adalah jenderal polisi aktif yang dituduh menyetujui promosi, yang diduga mendapat restu Castillo, dengan imbalan uang.
Kementerian Dalam Negeri menyatakan, telah menyita "dokumen dan perangkat" dalam lebih dari dua lusin penggeledahan di seluruh negeri, termasuk di dua rumah yang terkait dengan mantan menteri pertahanan Castillo, Walter Ayala.
“Melalui intervensi ini, enam dari mereka yang diselidiki ditangkap,” kata kantor kejaksaan agung di Twitter.
Penangkapan pada Senin terjadi setelah mantan komandan angkatan darat, Jenderal Jose Vizcarra, dan angkatan udara, Jorge Chaparro, menuduh pada November bahwa pemerintah Castillo telah menekan mereka untuk mempromosikan perwira yang tidak memenuhi syarat.
Kantor jaksa agung mengatakan di Twitter bahwa para jenderal yang ditahan sedang diselidiki karena "diduga telah membayar untuk naik pangkat pada tahun 2021 dengan otorisasi mantan Presiden Pedro Castillo". Baik Castillo maupun Ayala, mantan menteri pertahanan, membantah tuduhan tersebut.
Pada Senin, Ayala mengkritik penggeledahan dan penangkapan tersebut. “Ini tidak perlu, karena mereka belum menemukan apa pun,” katanya kepada wartawan. "Penyelidikan ini sudah lebih dari satu tahun ... ini adalah pertunjukan."