TEMPO.CO, Jakarta -Nailya Asker-zade, seorang presenter televisi pro-Kremlin yang mendapat sanksi dari Inggris dan Kanada, menjadi berita utama ketika dia swafoto dengan pemilik Twitter Elon Musk selama akhir pekan lalu.
Baca juga: Rusia Puji Elon Musk atas Saran Kontroversial soal Perdamaian dengan Ukraina
Saat menghadiri final Piala Dunia 2022 pada Minggu lalu antara Prancis dan Argentina di Qatar, CEO Tesla dan Twitter itu menimbulkan kehebohan setelah terlihat berswafoto dengan Asker-zade, seorang propagandis untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presenter dan jurnalis televisi berusia 35 tahun, yang merupakan keturunan Azerbaijan, terlihat meminta foto kepada Musk, yang kemudian diunggahnya di media sosial.
"Argentina mengalahkan Prancis melalui adu penalti di final Piala Dunia," tulisnya dalam keterangan di saluran Telegramnya.
"Saya setuju dengan penilaian Elon Musk tentang pertandingan tersebut: 'Duel di padang pasir. Pertandingan yang lebih baik tidak bisa diharapkan.' Saya melihat bagaimana dia membagikan emosinya tentang apa yang terjadi di lapangan di Twitter-nya."
"Saya juga memiliki banyak emosi yang jelas - saya akan segera memberi tahu Anda," kata Asker-zade.
Propagandis berpengaruh, yang bekerja untuk Perusahaan Penyiaran Radio dan Televisi Negara Seluruh Rusia (VGTRK), dikenai sanksi oleh Inggris dan Kanada setelah Putin meluncurkan invasi ke Ukraina Februari lalu.
Asker-zade telah berulang kali menyuarakan dukungan untuk presiden Rusia dan menuduh Barat menyerang Rusia selama perang.
Pada Juni 2021, presenter televisi pemerintah terpilih menjadi pembawa acara acara politik tahunan Putin yang disiarkan televisi, "Direct Line With Vladimir Putin", yang melibatkan anggota masyarakat.
Dia memenangkan "pewawancara terbaik" selama upacara penghargaan TEFI TV Rusia pada 2018. Asker-zade mewawancarai miliarder Rusia, menteri, kepala perusahaan negara, pengusaha, pemilik pabrik dan pusat perbelanjaan, dan pengusaha.
Dia secara luas diyakini memiliki hubungan jangka panjang dengan oligarki Rusia Andrei Kostin, ketua VTB Bank, yang juga telah mendapat sanksi dari Barat.
Inggris, saat mengumumkan sanksi yang dijatuhkan pada Asker-zade pada Mei, mengatakan presenter perempuan itu terkait dengan dua entitas, VGTRK dan Kostin.
"Keduanya terlibat atau telah terlibat dalam mendapatkan keuntungan dari atau mendukung Pemerintah Rusia dengan menjalankan bisnis sebagai entitas yang berafiliasi dengan Pemerintah Rusia."
Pada 2019, sebuah organisasi Rusia yang dipimpin oleh pemimpin oposisi Alexei Navalny, Yayasan Anti-Korupsi, mengatakan telah mengungkap hubungan Asker-zade dengan Kostin, yang dikenal karena dukungannya terhadap kebijakan Kremlin.
Yayasan melaporkan bahwa Asker-zade dapat menggunakan jet bisnis dan kapal pesiar senilai puluhan juta dolar karena hubungannya dengan Kostin.
"Topik yang paling dilarang [di Rusia] adalah hubungan antara bankir teman Putin, Andrei Kostin dan presenter televisi Nailya Asker-zade," kata Yayasan Anti-Korupsi.
Pada Oktober, Musk dikritik oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setelah dia men-tweet rencana empat poin untuk mengakhiri perang di mana Krimea akan diserahkan oleh Ukraina ke Rusia.
Miliarder itu mentweet proposalnya sebagai jajak pendapat, meminta para pengikutnya untuk memilih ya atau tidak sebagai jawaban.
Baca juga: Zelensky Tantang Elon Musk Datang ke Ukraina, Tolak Damai dengan Rusia
Newsweek (Nugroho Catur Pamungkas)