TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi video berdurasi pendek milik Cina, TikTok, disebut-sebut berbahaya karena berpotensi mengancam keamanan nasional di Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan Direktur Penyidik Federal AS (FBI), Christopher Wray, dalam sebuah acara di Sekolah Tinggi Kebijakan Publik Gerald R. Ford, Universitas Michigan. AS.
“Semua hal ini berada di tangan pemerintah yang tidak terbagi nilai-nilai kita dan memiliki misi yang sangat bertentangan dengan apa yang menjadi kepentingan terbaik AS (Amerika Serikat). Itu harus menjadi perhatian kita,” kata Wray seperti dikutip Tempo dari NDTV, Jumat, 2 Desember 2022.
Baca juga:
Sebelumnya, Wray sudah menyampaikan bahaya TikTok di hadapan seluruh parlemen AS. Dia mengklaim pihak pemerintah Cina memanfaatkan aplikasi berbagi video tersebut untuk mempengaruhi hingga mengontrol perangkat para pengguna.
“Ada kemungkinan pemerintah Cina memanfaatkan aplikasi TikTok untuk mengontrol pengumpulan data jutaan pengguna atau rekomendasi algoritma, kemudian digunakan untuk operasi spionase,” terang Wray.
Berdasarkan Undang-Undang Keamanan Nasional Cina, perusahaan swasta yang beroperasi di negara tersebut wajib memberikan data mereka kepada pemerintah Cina jika diminta. Majalah Time melaporkan, aturan itu membuat pemerintah AS kian meradang setelah TikTok menjelma menjadi aplikasi paling populer di dunia sejak diluncurkan enam tahun lalu.
Menanggapi tudingan pihak FBI, Chief Operating Officer TikTok, Vanessa Pappas, bersaksi bahwa perusahaannya sama sekali tidak menyimpan maupun membagikan data pengguna AS di Cina. “Kami tidak akan pernah membagikan data, titik,” tegas Pappas di sidang Senat seperti dikutip dari C-Span, Senin, 14 November 2022.
Meski demikian, demi mengantisipasi risiko bahaya TikTok, pihak AS mengambil langkah untuk memindah perutean aplikasi melalui Oracle. Ini adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang berbasis di AS dengan tanggung jawab memastikan moderasi konten secara ketat sehingga tidak rentan akan pengaruh otoritas Cina.
Lebih ekstrim, AS bersikeras melarang penggunaan aplikasi TikTok pada perangkat pemerintah negara bagian dan jaringan komputer karena masalah keamanan nasional. FBI juga memerintahkan lembaga eksekutif di negara bagian mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah TikTok mengakses data negara bagian yang sensitif.
Sebelumnya, dua negara bagian AS, Alabama dan Utah, sepakat akan keputusan tersebut. "Penggunaan TikTok yang melibatkan infrastruktur TI negara sehingga menciptakan kerentanan yang tidak dapat diterima terhadap operasi infiltrasi Cina," kata Gubernur Alabama Kay Ivey dalam sebuah pernyataan.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Dilarang Alabama dan Utah karena Takut Infiltrasi China, TikTok: Kami Kecewa