TEMPO.CO, Jakarta - Berita Top 3 Dunia pada Kamis 15 Desember 2022 diawali oleh kabar pemimpin Uni Eropa mendesak ASEAN agar tegas dan kritis terhadap Rusia.
Sementara di urutan kedua, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, memuji stabilitas politik Indonesia sehingga bisa mengalahkan negara Jiran itu dalam menarik investasi asing.
Sedangkan di urutan ketiga, China menarik enam diplomatnya yang hendak diinterogasi oleh Kepolisian Inggris atas dugaan pemukulan terhadap seorang demonstran pro-demokrasi.
Berikut Top 3 Dunia selengkapnya:
1. Uni Eropa akan Minta ASEAN Tegas soal Rusia di KTT Brussel
Uni Eropa dan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bertemu dalam pertemuan puncak pertama mereka di Brussel pada Rabu, 14 Desember 2022, untuk memperdalam hubungan ekonomi. Para pemimpin Eropa juga akan berupaya menyerukan ASEAN untuk menyepakati bahasa bersama yang tegas dan kritis terhadap Rusia.
Sebanyak 27 pemimpin negara Uni Eropa dan sembilan dari 10 kepala negara ASEAN telah diundang untuk memperingati 45 tahun hubungan diplomatik dua blok itu. Myanmar yang dikuasai militer tidak akan berpartisipasi.
Baca berita selengkapnya di sini
2. Mahathir Puji Jokowi, Indonesia Ungguli Malaysia dalam Menarik Investor Asing
Mantan PM Malaysia, Dr Mahathir Mohamad, memuji stabilitas politik Indonesia sehingga bisa mengalahkan negara Jiran itu dalam menarik investasi asing.
Perdana menteri terlama di Malaysia itu, juga memuji Presiden Jokowi yang berhasil memimpin Indonesia sejak menang pemilihan 2014. “Menyatukan (Indonesia), yang sangat sulit untuk negara sebesar itu,” katanya dalam wawancara dengan Nikkei Asia, seperti dikutip FMT, 13 Desember 2022.
Baca berita selengkapnya di sini
3. China Tarik 6 Diplomat Hindari Pemeriksaan Polisi, Menlu Inggris Kecewa
China pada Rabu, 14 Desember 2022, menarik enam diplomatnya yang hendak diinterogasi oleh Kepolisian Inggris atas dugaan pemukulan terhadap seorang demonstran pro-demokrasi. Insiden terjadi selama kerusuhan di konsulat China di Manchester pada Oktober lalu.
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan, bahwa penegak hukum telah meminta agar para pejabat melepaskan kekebalan diplomatik mereka dan bekerja sama dalam penyelidikan. Pemerintah Inggris memberi China waktu hingga Rabu untuk memenuhi tuntutan polisi, tetapi Beijing malah membawa pulang para pejabat itu.
Baca berita selengkapnya di sini
FMT | RT | REUTERS | DANIEL A. FAJRI