Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dirjen WHO: Paman Saya Dibunuh Pasukan Eritrea di Tigray

Reporter

image-gnews
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pamannya yang meninggal hampir seumuran dengannya [Denis Balibouse/Reuters]
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pamannya yang meninggal hampir seumuran dengannya [Denis Balibouse/Reuters]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dirjen Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pamannya dibunuh oleh pasukan Eritrea di wilayah Tigray utara yang dilanda perang di Ethiopia. Hal ini diungkapkan Tedros di akhir konferensi pers tentang COVID-19 di Jenewa, Rabu.

Baca juga: Singgung Diskriminasi Ras, Dirjen WHO Bandingkan Kasus Tigray dan Ukraina

Seperti dilansir Al Jazeera Kamis 15 Desember 2022, Tedros mengungkapkan bahwa dia hampir membatalkan acara tersebut. “Saya tidak dalam kondisi yang baik dan itu adalah momen yang sulit bagi saya.”

"Saya diberitahu bahwa paman saya dibunuh oleh tentara Eritrea," kata pria berusia 57 tahun itu kepada wartawan. “Saya berbicara dengan ibu saya dan dia sangat terpukul, karena dia adalah yang termuda dari keluarga mereka dan dia hampir seumuran dengan saya, seorang paman muda.”

Tedros adalah mantan menteri Ethiopia yang berasal dari Tigray. Dia sebelumnya telah menjadi pengkritik vokal atas peran Ethiopia dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat jutaan orang terlantar di Tigray.

Pemerintah Ethiopia dan pasukan regional dari Tigray setuju pada November untuk menghentikan permusuhan, dalam sebuah terobosan setelah pertempuran selama dua tahun.

Namun—pasukan dari Eritrea dan pasukan dari wilayah tetangga Amhara di Ethiopia— yang bertempur bersama militer Ethiopia di Tigray, bukanlah pihak dalam gencatan senjata yang ditandatangani di Afrika Selatan.

“Saya berharap perjanjian [perdamaian] ini akan bertahan dan kegilaan ini akan berhenti. Namun, ini adalah momen yang sangat sulit bagi saya,” kata Tedros, menambahkan bahwa lebih dari 50 orang lainnya telah tewas dalam insiden yang sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun dia tidak membocorkan lokasi atau waktu dugaan penyerangan tersebut.

Tedros mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tahun lalu sepupunya tewas dalam serangan di Tigray ketika sebuah gereja diledakkan, tetapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Pada konferensi pers pada 2 Desember, Tedros mengemukakan kekhawatiran tentang daerah yang masih berada di bawah kendali pasukan Eritrea.

Perang meletus di Tigray pada November 2020. Perang ini mengadu pasukan Tigrayan melawan pasukan federal dan sekutunya, termasuk Eritrea dan pejuang dari Amhara. Konflik tersebut menyebabkan kematian yang tak terhitung jumlahnya, memaksa lebih dari dua juta orang meninggalkan rumah mereka dan mendorong ratusan ribu orang ke ambang kelaparan.

Pemerintah Ethiopia, yang menentang masa jabatan kedua Tedros sebagai kepala badan kesehatan global, menuduhnya mencoba mendapatkan senjata dan dukungan diplomatik untuk pasukan pemberontak – tuduhan yang dibantahnya. Otoritas Ethiopia dan Eritrea tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari tuduhan tersebut.

Baca juga: Tedros Kembali Pimpin WHO, Menangis ketika Bicara Soal Ukraina

AL JAZEERA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

8 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

11 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

12 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

14 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

16 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

18 hari lalu

British Museum. Wikipedia
British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

British Museum berstatus dalam penyidikan setelah diadukan menyembunyikan artefak-artefak yang disucikan umat kristen Ethiopia.


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

31 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

31 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.


11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

32 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.


Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

32 hari lalu

Ekspresi seorang anak Palestina saat antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.