TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Iran menjatuhkan hukuman 28 tahun penjara kepada Olivier Vandecasteele, relawan asal Belgia. Vonis ini dipublikasi oleh juru bicara keluarga Vandecasteele pada Rabu, 14 Desember 2022.
Vandecasteele, 41 tahun, ditangkap di Iran pada akhir Februari 2022. Dia diketahui pernah pula ditahan di penjara Evin yang terkenal di Teheran atas dugaan melakukan aktivitas mata-mata.
28 YEARS Everyday is a day too much you are missed #294days of wrongful detention for Olivier
— Free Olivier Vandecasteele (@FreeOlivierVDC) December 14, 2022
Support #freeoliviervandecasteele #Belgium4Olivier
Sign & share our petition to request #oliviervandecasteele immediate release
https://t.co/Lt2s0allym #Thankyou #notatarget pic.twitter.com/BovzYYfa02
Baca juga: Dukung Program Kampung Tangguh Jaya Milik Polda Metro, Heru Budi: Mental Warga Jakarta Harus Dibina
Pemerintah Belgia dan keluarga Vandecasteele bersikeras dia tidak bersalah dan meyakini Vandecasteele ditahan sebagai sandera dalam upaya Teheran memaksa Belgia membebaskan orang suruhan Iran yang dihukum karena terorisme.
"Keluarga sangat terpukul. Bisakah Anda bayangkan? Jika tidak ada solusi, dia bisa tetap di penjara sampai tahun 2050. Dia akan berusia hampir 70 tahun," kata juru bicara Olivier Van Steirtegem setelah pemerintah Belgia memberi tahu keluarga tentang berita tersebut.
Keluarga Steirtegem mendesak Pemerintah Belgia agar menemukan cara untuk menghidupkan kembali perjanjian pertukaran tahanan. Steirtegem mengatakan keluarganya telah diundang untuk bertemu dengan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo dan beberapa menteri pada Selasa, 13 Desember 2022.
Menteri Kehakiman Belgia Vincent Van Quickenborne telah menerima telepon dari mitranya di Iran yang menyampaikan putusan pengadilan. Namun detail tentang dakwaan terhadap Steirtegem belum diterima Kementerian Kehakiman Belgia.
Berita soal vonis yang diterima Vandecasteele, belum dikonfirmasi secara terbuka oleh otoritas Iran. Kasus ini diprediksi akan menghidupkan kembali perdebatan di Belgia mengenai perjanjian pertukaran tahanan dengan Iran.
Pemerintah Perdana Menteri De Croo menggambarkan kasus ini sebagai satu-satunya pilihan untuk transfer (pertukaran tahanan). Juru bicara keluarga Vandecasteele pun berkeras ini tetap (pertukaran tahanan) menjadi prioritas pada pertemuan Selasa, 13 Desember 2022.
“Tidak ada Rencana B,” katanya.
Sebelumnya pada pekan lalu, pengadilan konstitusional Belgia menangguhkan perjanjian kontroversial (pertukaran tahanan) sambil menunggu keputusan akhir tentang legalitasnya dalam tiga bulan.
Kubu oposisi pemerintah Iran menantang kesepakatan itu, yang menurut mereka dibuat khusus untuk mengizinkan pembebasan Assadollah Assadi, seorang diplomat Iran yang tahun lalu dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.
Pengadilan Antwerpen menghukum Assadi karena memasok bahan peledak ke pasangan dari Belgia yang akan melakukan perjalanan ke Paris untuk menargetkan pertemuan oposisi Iran di pengasingan.
Iran marah terhadap hukuman Assadi tersebut dan perjanjian pertukaran tahanan yang macet diusulkan sebagai cara untuk memenangkan pembebasan Vandecasteele, meskipun ada kekhawatiran bahwa hal itu akan terlihat sebagai hadiah atas penyanderaan.
Al Arabiya | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Sebut Kampung Tangguh Jaya Punya Ciri Khas Gotong-Royong
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.