TEMPO.CO, Jakarta - Seorang polisi India menyelesaikan kasus pembunuhan setelah 49 tahun tindak kejahatan itu dilakukan. Kasus ini sudah diselidiki lebih dari satu dekade oleh Kepolisian Sardarnagar di negara bagian Gujarat, India, hingga akhirnya penyelidikan diteruskan oleh Inspektur Pratipalsinh V. Gohil.
Korban dari kasus pembunuhan ini adalah Mani Shukla, 70 tahun, seorang janda yang dibunuh di rumahnya di desa Saijpur pada 1973. Shukla yang sudah lansia itu, tidak memiliki anak atau kerabat.
Dia membuka usaha kos-kosan untuk mendapatkan uang. Jenazah Shukla ditemukan karena bau dari mayatnya yang membusuk setelah berhari-hari tewas. Saat ditemukan, dia dalam posisi terbaring di sebuah ruangan.
Baca juga: Chrissy Teigen Minta Maaf Pernah Mengolok-olok Selebriti di Media Sosial
Saksi mata mengatakan seorang laki-laki bernama Sitaram Bhatane, 27 tahun, telah membunuh Shukla dalam aksi perampokan. Saksi mata menceritakan mereka melihat Bhatane memasuki rumah pada hari kejahatan itu terjadi. Tiga saudara laki-laki Bhatane, yang tinggal bersamanya di lingkungan yang sama dengan korban, juga mengatakan bahwa dia telah melakukan pembunuhan dan pencurian sebelumnya.
Akan tetapi semua upaya polisi untuk menemukan Bhatane gagal selama hampir setengah abad. Setiap tahun, pada waktu yang berbeda, dua petugas kepolisian mengunjungi desa asal Bhatane, Rajni, yang berlokasi sekitar 600 km (372 mil) jauhnya di negara bagian tetangga Maharashtra, India, untuk melihat apakah ada warga di sana yang mengetahui keberadaannya.
Ketika saudara laki-laki dan keponakannya ada di sekitar, mereka mengatakan bahwa mereka tidak melihat Bhatane atau mendapat kabar darinya sejak pembunuhan itu.
Poster "Dicari" dan hadiah yang ditawarkan untuk informasi keberadaan Bhatane, semuanya nihil. Tersangka telah melebur dalam luasnya India.
Gohil, yang bergabung dengan kepolisian pada 2010, mendengar tentang kasus pembunuhan tersebut dan fakta bahwa pelaku berhasil lolos begitu saja.
"Kupikir tidak mungkin kita bisa menemukannya. Ketika orang mati dan timah menjadi dingin, itu sangat sulit, ”katanya.
Akan tetapi, siapa sangka pada Oktober 2022, saat Kepolisian Gujarat memulai persiapan kelancaran pemilihan anggota dewan untuk negara bagian Gujarat pada bulan Desember 2022, jejak Bhatane terendus.
Awalnya, Kepolisian Gujarat melakukan persiapan guna menghindari pemilu dari gangguan penjahat kelas teri atau pembuat onar yang mungkin mengganggu pemungutan suara. Gohil menghubungi Kepolisian Maharashtra, di mana penjahat sering beroperasi melintasi perbatasan bersama kedua negara bagian dan berbagi daftar nama, salah satunya adalah nama Bhatane, yang ada dalam daftar selama beberapa dekade.
Ketika petugas mengunjungi desa Rajni kali ini, mereka diberi tahu kalau Bhatane telah kembali beberapa hari sebelumnya ke desa itu untuk pertama kalinya. Laporan mengatakan dia telah berkeliling India utara dan masih lajang. Dia menghasilkan uang dengan cara menyanyikan bhajan (lagu kebaktian) dan melakukan kejahatan kecil. Bhatane juga dilaporkan telah menghabiskan beberapa tahun di Mumbai.
"Mengejutkan, Bhatane ditangkap. Bahkan saya hampir tidak dapat mengingatnya, bagaimana Anda mengejarnya 50 tahun kemudian? Dua saudara laki-lakinya telah meninggal, tetapi masih ada keponakannya, yang datang untuk ikut mengidentifikasi dia," kata Gohil, yang identitasnya terkonfirmasi saat polisi memeriksa kartu suaranya.
.
“Seandainya kami tidak mengunjungi desa pada waktu khusus ini [untuk pemilihan], dia bisa saja pergi dan menghilang lagi. Kita beruntung," kata Gohil.
Bhatane, yang kini berusia 76 tahun, sudah sulit mendengar, kepalanya botak, dan kakinya pincang karena pinggulnya yang goyah. Dia samar-samar ingat pernah membunuh ibu kosnya (Shukla), tetapi tampak tertegun dan bingung. Gohil, satu dari banyak orang yang yakin akan kesalahan Bhatane, terkejut karena ingatan akan kejahatan yang keji itu bisa memudar dari ingatan Bhatane.
"Dia tidak bisa mengungkap detail apa pun atau mengapa dan bagaimana dia membunuhnya. 'Saya tidak ingat, bagaimana saya bisa ingat? Itu sudah lama sekali', itu terus yang dia katakan. Dia sama sekali tidak merasa sedih tentang itu (kejadian pembunuhan),” kata Gohil.
“Dia ingat rumah (tempat pembunuhan) dan lokasinya serta ingat sedikit upaya korban yang melakukan perlawanan saat mencoba menghentikannya mencuri barang-barang korban tetapi di luar itu, semua ingatannya berkabut,” tambahnya.
Gohil merasakan kepuasan batin bisa menutup kasus yang termasuk dalam kasus besar tertua di India yang belum terpecahkan. Gohil mengatakan ketika Bhatane dijatuhi hukuman atas tuduhan pembunuhan dan perampokan, dia kemungkinan akan menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi – dan lelaki tua itu pasrah pada nasibnya itu.
Asiaone | indianexpress.com | timesofindia.indiatimes.com | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Viral CCTV Pembunuh Tersenyum Bawa Mayat Korbannya, Ahli: Hindari Istilah Psikopat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.