TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus menangis dan suaranya bergetar ketika menyebutkan penderitaan warga Ukraina dalam doa tradisional di Roma tengah, Italia, Kamis, 9 Desember 2022. Acara ini dihadiri oleh jemaah dan Wali Kota Roma Roberto Gualtieri.
"Hari ini saya ingin menyampaikan terima kasih dari rakyat Ukraina (untuk perdamaian)," katanya sebelum diliputi oleh emosi.
Baca Juga:
Baca juga: Keluarga Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh Bertemu Paus Fransiskus
Sebuah pembangkit listrik termal dihancurkan oleh serangan udara Rusia di kota Okhtyrka, di wilayah Sumy, Ukraina 14 Maret 2022. Iryna Rybakova/Press service of the Ukrainian Ground Forces/Handout via REUTERS
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Paus Fransiskus sering menyebut-nyebut kondisi Ukraina di hampir semua penampilan publiknya. Pemimpin umat Khatolik itu, juga semakin kritis terhadap Moskow.
Sebelumnya pada Rabu, 7 Desember 2022, dia membandingkan perang di Ukraina dengan operasi Nazi yang menewaskan sekitar dua juta orang, yang kebanyakan pemeluk Yahudi, pada tahun-tahun pertama Perang Dunia Kedua. Usai membacakan doa di patung dekat Spanish Steps kemarin, Paus menyapa warga yang menyemut, termasuk wartawan.
Ketika salah satu jurnalis mengkonfirmasi kepada Paus Fransiskus bahwa dia tampaknya diliputi oleh emosi. "Ya. Itu (perang di Ukraina) adalah penderitaan yang sangat besar, sangat besar. Kekalahan bagi umat manusia," katanya menjawab.
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
REUTERS
Baca juga: Jepang, Inggris, dan Italia Bangun Jet Tempur Bersama
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.